Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Ruzardi, M.S.
dc.contributor.advisorJati Iswardoyo, S.T.
dc.contributor.advisorIr. Bambang Sulistiono
dc.contributor.advisorDr. Sandy Budi Wibowo,. S.P., M.Sc.,
dc.contributor.authorBayu Seto Waseso Utomo, 14511110
dc.date.accessioned2019-02-12T02:50:29Z
dc.date.available2019-02-12T02:50:29Z
dc.date.issued2019-01-25
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13516
dc.description.abstractGunung Merapi merupakan salah satu gunung yang masih mengalami erupsi. Endapan material erupsi yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi dapat longsor dan mengalir kapan saja karena pengaruh air hujan, peristiwa tersebut dikenal dengan banjir lahar atau dalam kata lain disebut aliran debris.Kejadian aliran debris yang terjadi di puncak Gunung Merapi sangat sulit diamati, maka perlu dilakukan peragaan sederhana di laboratorium untuk mengetahui kapan terjadinya aliran debris akibat intensitas hujan dan kemiringan lereng dengan menggunakan pasir dari sedimen merapi Penelitian menggunakan alat berupa flume berukuran panjang, lebar , dan tinggi berturut-turut yaitu 3 x 1,5 x0,15 m sebagai model kemiringan lereng yang ada di lereng Gunung Merapi, dan alat artificial rainfall aparatus sebagai simulator hujan. Skenario penelitian adalah dengan intensitas hujan kala ulang 5 tahun yaitu 25 mm/jam dengan variasai kemiringan lereng 15, 20, 25, 30, dan 35 derajat dan menggunakan bahan sedimentasi pasir yang berasal dari hulu Sungai Gendol dengan ukuran lolos saringan 4,75 mm. Pola hubungan kemiringan lereng dan waktu terjadinya longsoran aliran debris dianalisa menggunakan model statistika dengan metode Pearson dan metode matriks. Analisa data elevation model (DEM) menggunakan software SURFER juga dilakukan untuk mengetahui pola pergerakan dan longsoran yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan grafik yang menunjukan bahwa semakin curam kemiringan lereng maka akan semakin cepat waktu yang diperlukan bagi air hujan untuk menyebabkan terjadinya aliran debris. Dari analisa didapatkan model regresi sederhana yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian aliran debris. Dari penelitian juga dapat diketahui kemiringan kritik untuk aliran debris sebesar 12,1° dan 18,9° untuk aliran hiperkonsentrasi. Secara teoritis hasil analisis berupa konsentrasi aliran dibatasi oleh rumus Takahashi yang besarnya tidak lebih dari 0,9 . Hasil yang berbeda didapatkan berdasarkan penelitian laboratorium. Pada kemiringan 35° berdasarkan penelitian laboratorium didapatkan hasil konsentrasi aliran melebihi ketentuan yang ditetapkan Takahashi. Berdasarkan analisis DEM menggunakan surfer dapat terlihat perubahan yang terjadi pada permukaan sedimen selama masa pengujian.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAliran Debrisen_US
dc.subjectSedimen Pasir Merapien_US
dc.subjectUji Laboratoriumen_US
dc.subjectIntensitas Hujanen_US
dc.titleUJI LABORATORIUM PENGARUH KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KEJADIAN LONGSORAN ALIRAN DEBRIS PASIR MERAPI (LABORATORY TEST OF SLOPE EFFECT TOWARD LANDSLIDE EVENT ON MERAPI SAND DEBRIS FLOW)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record