Show simple item record

dc.contributor.advisorAgus Mansur, S.T., M.Eng.Sc
dc.contributor.authorSeptiyani Dwi Haryanti, 14522057
dc.date.accessioned2019-01-09T04:25:04Z
dc.date.available2019-01-09T04:25:04Z
dc.date.issued2018-11
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12469
dc.description.abstractBatik merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang terkenal di dunia yang berkembang menjadi sumber lapangan usaha bagi masyarakat Indonesia yang meningkatkan nilai pariwisata serta dapat menambah devisa negara. Meningkatnya industri batik di Indonesia yang menjadikan persaingan untuk memenangkan pasar manjadi lebih sulit. Di sisi lain pengoperasian industri batik umumnya menyebabkan pencemaran air yang didapat dari proses-proses basah yang menghasilkan bahan buangan yang dapat mencemari lingkungan. Agar perusahaan mampu mendapat keuntungan dan bersaing secara kompetitif serta tetap memperhatikan faktor lingkungan hal yang penting perlu dilakukan salah satunya dengan mengembangkan konsep manajemen green supply chain management pada proses bisnis yang dijalankan. GSCM didefinisikan sebagai aktivitas pengadaan yang ramah lingkungan (green procurement), aktivitas manufaktur yang ramah lingkungan (green manufacturing), kegiatan pendistribusian yang juga ramah lingkungan (green distribution) serta reverse logistic. Kusuma Jaya Batik merupakan salah satu industri batik yang ada di Yogyakarta yang bergerak pada bidang konveksi batik cap, batik tulis, batik printing serta batik kombinasi antara cap dan tulis. Penelitian mengenai pengukuran aktivitas green manufacturing di Kusuma Jaya Batik perlu dilakukan agar industri batik ini dapat terus mengembangkan usahanya dengan baik serta memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan model Green SCOR untuk mengukur kinerja aktivitas green manufacturing kemudian didukung dengan metode pembobotan AHP. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai kinerja sebesar 81,45 yang artinya perusahaan masuk dalam kategori Good. Namun terdapat 7 KPI dari 13 KPI yang mebutuhkan perbaikan. Perbaikan yang disarankan pada perusahaan diantaranya meminimalisir penggunaan air, penggantian zat pewarna sintetis dengan pewarna alami, menambahkan pekerja, memperbaiki manajemen pengelolaan penjadwalan produksi dan memodifikasi pengelolaan limbah agar limbah yang dibuang ke lingkungan dapat di minimalisir.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectGreen Manufacturingen_US
dc.subjectGreen SCORen_US
dc.subjectAHPen_US
dc.titleANALISIS KINERJA AKTIVITAS GREEN MANUFACTURING DENGAN MENGGUNAKAN METODE GREEN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (GREEN SCOR) (STUDI KASUS: KUSUMA JAYA BATIK)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record