KINERJA CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT DENGAN BAHAN IKAT ASPAL PERTAMINA PEN 60/70 DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI AKIBAT LAMA RENDAMAN AIR LAUT
Abstract
Pemanasan global merupakan pemanasan suhu bumi yang memunculkan fenomena
meningginya permukaan air laut yang mengancam keberlangsungan kawasan pesisir pantai. Air laut
masuk ke wilayah daratan pada waktu permukaan air laut mengalami pasang disebut dengan istilah
banjir rob. Banjir rob merusak fasilitas sarana dan prasarana, serta infrastruktur umum seperti ruas
jalan. Perkerasan jalan mengalami penurunan kinerja, sehingga mudah mengalami deformasi akibat
adanya beban lalu lintas. Selain itu air laut memiliki tingkat keasaman tinggi dan dapat membentuk
lubang yang akan semakin besar apabila tidak segera ditangani. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian terhadap alternatif baru campuran perkerasan yang dapat mengatasi permasalahan banjir
rob di kawasan pesisir pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Stone
Matrix Asphalt 12,5 mm dengan menggunakan filler abu sekam padi, apabila terendam air laut
selama 48 jam dan 96 jam.
Tahapan penelitian adalah pemeriksaan sifat fisik material (aspal, agregat kasar, agregat
halus, filler, dan air laut), penentuan kadar aspal optimum, pembuatan benda uji, perendaman benda
uji dengan air laut, pengujian Marshall, Immersion, Indirect Tensile Strength, Cantabro, dan
Permeabilitas. Tahapan selanjutnya membuat analisis dan pembahasan. Standar dalam pemeriksaan
sifat fisik material mengacu pada Bina Marga 2010 dan standar campuran mengacu pada AASHTO
M325.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan abu sekam padi meningkatkan nilai stabilitas dan
nilai MQ maksimum pada kadar filler 50%, kemudian menurun pada kadar filler 75% dan 100%.
Nilai flow cenderung terus meningkat namun turun pada kadar filler 50%. Pada saat direndam air
laut, nilai stabilitas, flow, dan MQ mengalami penurunan. Penurunan stabilitas terbesar pada kadar
filler 100% sebesar 25,82% rendaman 48 jam dan kadar filler 75% sebesar 30,49% rendaman 96
jam. Penurunan nilai flow terbesar pada kadar filler 50% yaitu sebesar 6,06% rendaman 48 jam dan
11,11% rendaman 96 jam. Penurunan nilai MQ terbesar pada kadar filler 100% yaitu sebesar 21,82%
rendaman 48 jam dan 26,05% rendaman 96 jam. Nilai VITM menurun pada kadar filler 25% dan
meningkat pada kadar filler 50%. Nilai VMA meningkat pada kadar filler 50% dan nilai density
menurun seiring dengan bertambahnya kadar filler abu sekam padi. Nilai IRS semakin meningkat
sampai pada kadar filler 50%, kemudian menurun pada penambahan kadar filler selanjutnya. Pada
durasi rendaman air laut 48 jam dan 96 jam nilai IRS tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010
yaitu >90%. Namun untuk nilai IRS tersebut untuk semua kadar filler pada rendaman 48 jam dan
kadar filler 50% pada rendaman 96 jam masih memenuhi batas minimum persyaratan dari Asphalt
Institute sebesar >75%. Nilai ITS terus mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya kadar
filler abu sekam padi, penurunan terbesar pada kadar filler 0% sebesar 12,96% rendaman 48 jam
dan pada kadar filler 50% sebesar 31,86% rendaman 96 jam. Nilai Cantabro Loss terus meningkat
pada penambahan kadar abu sekam padi. Kehilangan berat terbesar pada kadar filler 50% sebesar
58,42% rendaman 48 jam dan sebesar 75,53% rendaman 96 jam. Nilai Cantabro Loss untuk durasi
rendaman 48 jam dan 96 jam tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010 yaitu maksimal 20%.
Koefisien permeabilitas menunjukkan indikator “drainase jelek” untuk semua kadar filler abu sekam
padi. Setelah melihat dari segala aspek pengujian maka dapat disimpulkan bahwa campuran SMA
12,5 mm pada kadar filler abu sekam padi 50% menujukkan performa yang baik ketika menerima
beban dalam kondisi terendam air laut.
Collections
- Civil Engineering [4192]