Show simple item record

dc.contributor.advisorNadia Wasta Utami. S.Ikom, M.A
dc.contributor.authorSyanthia Wingy, 14321120
dc.date.accessioned2018-10-17T04:10:13Z
dc.date.available2018-10-17T04:10:13Z
dc.date.issued2018-05-02
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11231
dc.description.abstractAnak-anak tumbuh kembang dengan latar belakang yang berbeda-beda yang mana pada usia anak-anak mereka masih mencari informasi baru yang dapat mereka pelajari. Setiap anak berbeda-beda nalurinya sehingga tidak semua anak dapat menerima hal atau pelajaran yang baru secara positif, ada beberapa yang tidak sesuai sehingga menimbulkan pemikiran yang rumit dan berujung kecemasan. Kurangnya tenaga medis dalam kesehatan mental di Pekanbaru menjadi salah satu faktor penelitian ini, selain itu juga Pekanbaru,Riau pernah menjadi kota yang kasus kekerasan anaknya memiliki persentase yang tinggi . Penelitian ini mengangkat judul komunikasi terapeutik orang tua pada anak di Pekanbaru,Riau. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan data yang didapatkan beberapa bulan silam angka kekerasan dan kecemasan anak di Pekanbaru,Riau cukup banyak dengan adanya beberapa faktor lingkungan yang berdampak pada kesehatan mental anak-anak. Beberapa diantaranya kekerasan yang terjadi dilingkungan rumah baik sekolah dan bencana alam kabut asap yang mengakibatkan anak-anak terserang penyakit dan berujung kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi terapeutik orang tua pada anak yang mengalami gangguan kecemasan di Pekanbaru,Riau. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga medis seperti psikolog maka orang tualah yang dapat membantu anak mengurangi bahkan menyembukan rasa kecemasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data melalui wawancara dan observasi langsung. Dari penelitian ini didapatkan bahwa setiap orang tua melakukan komunikasi terapeutik didasarkan dengan pengetahuan orang tua dan kesukaan anak tersebut, walaupun adanya kecemasan yang sama tetapi perlakuan orang tua tersebut berbeda. Dalam penelitian ini didapatkan berbagai bentuk kecemasan yaitu : kecemasan perpisahan, kecemasan lingkungan sosial, kecemasan lingkungan sekolah, kecemasan pelajaran sekolah dan kecemasan lift. xiii Dengan adanya banyak bentuk kecemasan bentuk komunikasi terapeutik yang dilakukan pun beragam mulai dari bentuk verbal dan non-verbal. Dengan melalui pihak orang ketiga, bercerita, memfasilitasi, bibliografi, meminta menyebutkan keinginan, penggunaan skala, menulis, menggambar dan bermain. Menurut teori lainnya juga ada komunikasi terapeutik yang hanya dikelompokan menjadi non-verbal yaitu : Vicarious Experience Models (Media Wakilan), Noticeable Experience Models ( Media sesungguhnya) dan Playing Experience Models ( Media Permainan). Dari banyaknya bentuk komunikasi terapeutik pada umumnya hampir semua anak menunjukan perkembangannya secara bertahap untuk menjadi lebihh baik walaupun tidak terlalu signifikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectGangguan Kecemasanen_US
dc.subjectKomunikasi Terapeutiken_US
dc.subjectOrang tuaen_US
dc.titleKOMUNIKASI TERAPEUTIK ORANG TUA PADA ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN KECEMASAN DI PEKANBARU, RIAU.en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record