Show simple item record

dc.contributor.advisorAli Minanto., S.Sos., MA
dc.contributor.authorNadya Annisa, 14321003
dc.date.accessioned2018-09-20T08:38:28Z
dc.date.available2018-09-20T08:38:28Z
dc.date.issued2018-08-28
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10769
dc.description.abstractBanten telah berdiri satu kerajaan dengan sebutan Kesultanan Banten, etnis Tionghoa di Banten memiliki pola kebudayaan yang berasal dari Negeri Cina. Vihara Avalokistevara terletak di Kecamatan Kasemen Wilayah Banten Lama membuktikan bahwa penganut agama yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa konflik. Rumusan permasalahan ini adalah bagaimana praktek komunikasi lintas budaya dan Multikulturalisme antara etnis Tionghoa dan Jawa Serang dalam Isu Kerukunan Umat Beragama di Kawasan Banten Lama serta tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana praktek komunikasi lintas budaya dan Multikulturalisme antara etnis Tionghoa Jawa Serang dalam Isu Kerukunan Umat Beragama di Kawasan Banten Lama Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu komunikasi antarbudaya, multikulturalisme dan pluralisme. Metode Penelitian yang digunakan oleh penelitian dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menganut paradigma konstruktivisme. Adapun sampel yang dijadikan narasumber yang menjadi sumber informasi berfokus kepada tokoh masyarakat, masyarakat etnis Tionghoa dan Jawa Serang. Pemilihan narasumber peneliti menggunakan tekhnik purposive sampling, teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa praktek komunikasi lintas budaya dan praktek multikulturalisme antara etnis Tionghoa dan Jawa Serang dalam Isu Kerukunan Umat Beragama di Kawasan Banten Lama sangat baik dengan adanya kesadaran untuk saling menghargai dan menghormati, tidak adanya ketegangan menimbulkan konflik yang sering terjadi dewasa ini dilatarbelakangi oleh perbedaan agama. Praktik tersebut didasarkan pada nilai-nilai esensial multikulturalisme yaitu nilai tentang kesetaraan/kesederajatan, keadilan, dan nilai tentang interaksi sosial yang berkualitas baik. Masyarakat Kp. Pamarican di Banten Lama mampu menjalankan proses integrasi maupun akomodasi dengan menyediakan ruang untuk hidup serta pemenuhan hak-hak mendasar bagi para penduduk Tionghoa memberikan kesempatan untuk menjalankan aktivitas kultural khas seperti perayaan Imlek dan hari-hari besar lainnya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKomunikasi Lintas Budayaen_US
dc.subjectKerukunan Umat Beragamaen_US
dc.subjectMultikulturalismeen_US
dc.subjectBantenen_US
dc.titleMULTIKULTURALISME DI BANTEN LAMA (Komunikasi Lintas Budaya Antara Etnis Tionghoa dan Jawa Serang Dalam Isu Kerukunan Umat Beragama di Kawasan Banten Lama)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record