Show simple item record

dc.contributor.advisorPuji Rianto, S.I.P., M.A.
dc.contributor.authorCanceria Eka Wulandari, 14321119
dc.date.accessioned2018-09-20T07:11:01Z
dc.date.available2018-09-20T07:11:01Z
dc.date.issued2018-06-05
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10752
dc.description.abstractPenelitian berfokus pada bagaimana merepresentasikan nilai-nilai nasionalisme dalam film Di Balik 98. Penelitian ini menarik karena nasionalisme merupakan isu yang sering kali diulas khususnya di Indonesia. Hal yang diulas tersebut selalu mengenai pergeseran makna nasionalisme dari masa-kemasa. Pergeseran nasionalisme dimaknai dengan adanya tanda atau simbol yang muncul dalam film Di Balik 98. Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna representasi tas nilai-nilai nasionalisme dalam film “Di Balik 98” dan untuk mengetahui makna konotasi, denotasi, serta mitos atas nilai-nilai nasionalisme yang tersirat dalam film “Di Balik 98”. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yang semiotika. Peneliti bermaksud mengungkapkan makna yang ada di balik tanda-tanda dalam objek penelitian. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah film Di Balik 98. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kontruktivisme. Peneliti juga menggunakan metode semiotika milik Roland Barthes sebagai metode untuk membaca film. Hasil dari penelitian ini ditemukan tiga syarat yang merupakan nilai nasionalisme, yaitu lagu Bagimu Negeri yang merupakan lagu Kebangsaan Indonesia yang setiap baitnya memiliki makna atas nilai sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara yang terdapat dalam scene pertama dan yang kedua bendera merah putih, dan yang terakhir lambang burung garuda yang merupakan nilai atas sikap bangga menjadi warga Negara Indonesia yang terdapat pada scene kedua dan ketiga. Nasionalisme yang terbentuk dalam film Di Balik 98 adalah nasionalisme simbolik, yaitu nasionalisme baru yang tercipta karena adanya simbol. Hasil lainnya dalam penelitian ini juga mematahkan pernyataan Lukman Sardi yang menyatakan bahwa dalam film Di Balik 98 tidak ada unsur nasionalisme, melainkan adalah unsur humanisme, yaitu lebih menceritakan seputar kehidupan manusia di masa Orde Baru. Unsur atau nilai nasionalisme yang tergambar dalam film Di Balik 98 adalah nilai nasionalisme Simbolik.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRepresentasien_US
dc.subjectSemiotikaen_US
dc.subjectNasionalismeen_US
dc.subjectDi Balik 98en_US
dc.titleRepresentasi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Film “Di Balik 98” (Analisis Semiotika Film Di Balik 98 )en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record