Show simple item record

dc.contributor.advisorMuzayin Mazaruddin, S.Sos.,M.A
dc.contributor.authorSyarifah Zulfatirahmi, 09321023
dc.date.accessioned2018-08-29T10:03:33Z
dc.date.available2018-08-29T10:03:33Z
dc.date.issued2018-07-18
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10117
dc.description.abstractMajalah sebagai salah satu media cetak yang memiliki segmentasi berita yang terfokus. Salah satu dari majalah tersebuta adalah majalah travel yang menyajikan informasi tentang berbagai objek wisata sebelum melakukan perjalanan. Di dalam memberikan informasi tersebut, majalah akan membentuk sebuah wacana yang ditampilkan kepada pembacanya. Penggunaan eksotisme yang tertulis maupun tidak banyak ditemukan di dalam pemberitaan destinasi wisata tersebut. Penelitian ini akan menjawab masalah eksotisme diwacanakan di dalam pemberitaan destinasi wisata di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis wacana pada teks berita yang dikemukakan oleh Norman Fairclough. Fairclough membagi analisis teks ke dalam 3 unsur yaitu representasi, relasi, dan identitas. Selain itu menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dalam menganalisis foto-foto yang digunakan dalam pemberitaan yang diteliti. Penelitian menggunakan 2 objek yaitu Majalah Travel Club dan Majalah DestinAsian Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa eksotisme yang ada pada pemberitaan destinasi wisata bisa diidentifikasikan menjadi 3 variasi kata. Pertama yaitu kata-kata yang menunjukkan bahwa eksotisme itu adalah tradisional. Kedua yaitu kata-kata yang menunjukkan bahwa eksotisme itu adalah alami. Ketiga adalah kata-kata yang menunjukkan bahwa eksotisme itu adalah berbeda/unik.Sebagai pelengkap pada teks berita, foto-foto yang digunakan mmberikan penekanan terhadap apa yang ada di dalam teks. Relasi yang ditemukan bahwa kedua majalah menggunakan berbagai macam penggambaran hubungan. Pada majalah Travel Club yaitu pemerintah sebagai media penghubung antara investor dan pengelola, hubungan antara wisatawan dan pengelola tempat wisata, hubungan wisatawan dan penduduk, serta hubungan wisatawan dan pengusaha disekitar tempat wisata. Relasi pada majalah DestinAsian Indonesia yaitu hubungan antara wartawan dan narasumber yang memahami tempat tersebut, hubungan pengelola tempat wisata dan wisatawan, hubungan wisatawan dan pengusaha, hubungan praktisi dan masyarakat, dan hunganan antar masyarakat di tempat tersebut. Identitas yang digunakan adalah wartawan sebagai wisatawan yang pernah berkunjung ke tempat tersebut. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa eksotisme yang tertulis maupun tidak di dalam pemberitaan kedua majalah tersebut menggunakan wacana pasca kolonial. Kolonial membawa eksotis dalam mengungkapkan pandangannya terhadap Indonesia yang tradisional, alami, berbeda, dan unik dibandingkan peradaban Barat. Pandangan tersebut masih digunakan oleh Indonesia dalam mengartikan eksotisme. Khususnya di dalam pemberitaan destinasi wisata di Indonesia.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEksotismeen_US
dc.subjectMajalah Travelen_US
dc.subjectDestinasi Wisataen_US
dc.subjectAnalisis Teksen_US
dc.subjectPoskolonialen_US
dc.titleRepresentasi Eksotisme dalam Pemberitaan Destinasi Wisata Indonesia (Analisis Teks Majalah Travel Club Magazine dan DestinAsian Indonesia Edisi Juni-September 2017).en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record