dc.description.abstract | Maraknya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) belakangan ini
membuat heboh dunia bahkan Indonesia. Misalnya saja kasus dilegalkannya
pernikahan sesama jenis dinegara negara eropa. Hal ini membuat Indonesia yang
merupakan negara demokrasi namun memiliki masyarakat yang bermayoritas
Islam belum memiliki peraturan terkait dengan polemic LGBT. Hal ini membuat
media sebagai tolak ukur infomasi, memberitakan LGBT dengan sudut pandang
yang berbeda-beda. Misalnya saja pembingkaian media terhadap polemic LGBT
pada media online CNN Indonesia dan media online Hidayatullah.
Unit analisis dalam penelitian ini merupakan pilihan berita media online
CNN Indonesia dan Hidayatullah pada periode Februari-Maret 2016. Keseluruhan
berita dari media online CNN Indonesia dan Hidayatullah berjumlah 124 berita.
Penentuan berita yang diteliti berdasarkan tiga sub tema berita yaitu parlemen,
HAM, dan agama sehingga jumlah berita yang diteliti sebanyak 18 pilihan berita.
Framing dilakukan pada tiap-tiap pilihan berita dengan metode analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Hasil yang didapat oleh peneliti pada pembingkaian media online CNN
Indonesia dan media online Hidayataullah memiliki perbedaan dalam membingkai
berita. Media online CNN Indonesia membingkai berita LGBT dengan sikapnya
yang kurang tegas. Misalnya saja sikap netral atau pro dan kontra terhadap LGBT
pada tiap-tiap beritanya. Salah satu sikap yang kurang tegas yaitu tidak sesuainya
lead dan penutup berita dengan apa yang diberitakan. Namun berbeda halnya
dengan media online Hidayatullah. Dimana media online Hidayatullah yang
berpedoman pada al-quran dan hadist, membingkai berita terkait polemic LGBT
dengan tegas yaitu menolak adanya kaum LGBT. Hampir pada tiap-tiap beritanya,
media online Hidayatullah menolak kaum LGBT dengan nilai-nilai yang berkaitan
atas dasar agama khususnya Islam | en_US |