Show simple item record

dc.contributor.advisorMuzayin Nazaruddin, S.Sos., M.A
dc.contributor.authorPipit Barato Vanezsa, 14321169
dc.date.accessioned2018-08-27T18:00:10Z
dc.date.available2018-08-27T18:00:10Z
dc.date.issued2018-06-09
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9952
dc.description.abstractPada saat terjadi bencana, koordinasi dalam melakukan komunikasi merupakan sebuah hal yang dianggap penting, karena pada saat bencana terjadi terdapat banyak sekali tuntutan dari masyarakat kepada lembaga pemerintah yang bertanggungjawab dalam menangani bencana secara cepat dan tepat. Penelitian ini berfokus pada komunikasi bencana secara menyeluruh yang dilakukan oleh instansi-instansi yang bergerak dibidang kebencanaan dan masyarakat sekitar kawasan bencana, mulai dari pra, saat, hingga pasca bencana banjir di kawasan PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar. Berdasarkan kerangka pikir diatas, penelitian ini hendak menjawab pola komunikasi bencana pihak-pihak terkait dalam penanggulangan bencana banjir dan faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan komunikasi bencana. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam semiterstruktur dan dokumentasi. Dalam penelitian ini terdapat 2 kategori narasumber yaitu, pemerintah dan masyarakat. Dalam melakukan mitigasi bencana banjir di Kabupaten Kampar, BPBD melakukan dua program yaitu desa tangguh bencana (DESTANA) yang sudah dijalankan di dua desa yaitu, Desa Mentulik pada tahun 2016 dan Desa Buluh Cina pada tahun 2017, serta program piket siaga. Saat tanggap darurat terdapat tahap pemberian informasi serta kedaruratan dan logistik. Pada pasca bencana terdapat tahap pendataan kerugian dan kerusakan dan rekonstruksi dan rehabilitasi. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pada masa prabencana pola komunikasi yang digunakan yaitu pola rantai dan roda, masa tanggap darurat menggunakan pola Y dan roda, masa pascabencana menggunakan pola rantai. Dalam menyampaikan informasi, pemerintah menggunakan berbagai medium dalam menyebarkan informasi kebencanaan, media yang paling dominan digunakan yaitu WhatsApp. Alur yang terdapat dalam melakukan komunikasi secara struktural dan non-struktural. Faktor pendukung saat melakukan tanggap darurat bencana yaitu banyaknya stakeholder. Sedangkan faktor penghambat saat melakukan tanggap darurat bencana terbagi menjadi dua yaitu, kendala internal dan kendala eksternal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKomunikasi bencanaen_US
dc.subjectPola Komunikasien_US
dc.subjectBanjiren_US
dc.titleKOMUNIKASI BENCANA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KAWASAN PLTA KOTO PANJANG, KAMPAR, RIAUen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record