EFEKTIVITAS TERAPI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Abstract
Latar belakang: Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) termasuk salah satu kelompok penyakit tidak menular yang menjadi masalah di bidang kesehatan baik di indonesia maupun di dunia. Pada PPOK tidak ada terapi spesifik yang dapat memulihkan, pemberian terapi standar tidak menghentikan progresivitas penyakit sehingga kerusakan saluran napas dan paru yang bersifat ireversibel tetap berlangsung walaupun lebih lambat dibandingkan penderita yang tidak menerima terapi standar.
Tujuan: Melihat gambaran terapi, efektivitas terapi dan hubungan antara karakteristik dengan efektivitas terapi pada pasien PPOK rawat jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, penelitian dilakukan selama bulan maret sampai mei 2018, melibatkan sebanyak 46 pasien dengan usia ≥ 40 tahun dan sudah pernah mendapatkan terapi sebelumnya minimal 1 bulan pengobatan. Efektivitas terapi pasien PPOK diukur dengan COPD Assasment Test (CAT). Data diolah secara deskriptif analitik.
Hasil dan Kesimpulan: Gambaran terapi yang paling banyak digunakan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah Kombinasi kortikosteroid inhalasi (ICS)/ Long-acting Beta-agonis(LABA) berupa flutikason/salmeterol 250 mcg 2 kali sehari 1 inhalasi sebanyak 41,3% (19 orang). Efektivitas terapi pasien PPOK di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan kategori efektivitas terapi sangat efektif (Skor CAT <10), yaitu sebesar 69,5% (32 orang), terapi cukup efektif (Skor CAT 10-20) sebanyak 30,5% (14 orang), tidak terdapat pasien dengan kategori terapi kurang efektif dan tidak efektif. Terdapat hubungan yang signifikan pada karakteristik pekerjaan dengan nilai signifikansi 0,030 (P<0,1) yang berarti terdapat hubungan antara pekerjaan dengan efektivitas terapi.
Collections
- Pharmacy [1444]