ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN INHALASI BUDESONID/FORMOTEROL DIBANDINGKAN DENGAN INHALASI FLUTIKASON/SALMETEROL PADA PASIEN ASMA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Asma menempati urutan pertama Penyakit Tidak Menular(PTM) penyebab kesakitan di Indonesia. Saat ini penanganan asma hanya dapat menangani gejalanya saja dan membutukan biaya yang cukup besar sehingga harus melihat efektivitas dari obat. Analisis efektivitas biaya perlu dilakukan untuk membantu pemilihan obat yang efektif, baik dari segi manfaat maupun biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi, besarnya biaya, dan efektivitas biaya dari terapi penggunaan inhalasi budesonide/formoterol dibandingkan dengan inhalasi flutikason/salmeterol pada pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional secara deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Metode untuk pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan menghitung biaya medik langsung dan efektivitas terapi menggunakan metode ACER(Average Cost Effectiveness Ratio). Dari hasil penelitian, terdapat sampel inklusi sebesar 21 sampel menggunakan inhalasi flutikason/salmeterol, dan 16 sampel menggunakan kombinasi budesonide dan formoterol. Efektivitas yang diukur dari rata-rata skor ACT(Asthma Control Test) sebesar 19,43 untuk inhalasi flutikason/salmeterol dan 20,06 untuk inhalasi budesonide/formoterol. Rata-rata biaya medik langsung sebesar Rp.213.971,24 untuk kombinasi flutikason dan salmeterol dan Rp.230.415,38 untuk inhalasi budesonide/formoterol. Hasil dari nilai ACER menunjukkan bahwa kombinasi inhalasi flutikason/salmeterol memiliki nilai ACER lebih rendah (Rp. 11.013,23) dari pada inhalasi budesonide/formoterol (Rp. 11.484,88). Inhalasi flutikason/salmeterol lebih cost effective dibandingkan inhalasi budesonide/formoterol.
Collections
- Pharmacy [1444]