Show simple item record

dc.contributor.advisorYulia Pratiwi, ST, M.Eng.
dc.contributor.authorFauzia Nurul Rachmawati, 14512011
dc.date.accessioned2018-07-06T18:30:58Z
dc.date.available2018-07-06T18:30:58Z
dc.date.issued2018-06-05
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/8319
dc.description.abstractDaerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang tergolong padat penduduk yang berdampak pada tingkat kebutuhan rumah yang tidak sebanding dengan ketersediaan rumah yang ada seperti di Kabupaten Sleman. Hal tersebut menimbulkan dampak seperti yang ada di lokasi perancangan, yaitu Kampung Tambakboyo, Dero, Condongcatur, Depok, Sleman, D.I.Yogyakarta khususnya yang berada di tepian sungai. Dampak dari kurangnya ketersediaan hunian antara lain yaitu munculnya bangunan-bangunan di tepian sungai yang tidak memperhatikan aturan setempat dan juga munculnya multifungsi ruang namun digunakan tidak semestinya, seperti menggabungkan fungsi hunian dengan fungsi penampungan barang-barang bekas/ hasil memulung/ rongsok. Dari keadaan-keadaan tersebut maka penulis menganalisis bahwa lokasi perancangan membutuhkan rancangan berupa housing dan education center yang dikemas dalam bentuk “Tambakboyo Riverside Village” dengan penekanan M3K (Mundur, Munggah, Madep Kali) dan ruang publik sebagai pusat edukasi. Mundur berarti mengikuti aturan sempadan pinggir sungai/ riverside, munggah berarti menaikkan bangunan menjadi dua lantai atau lebih, dan madhep kali berarti muka bangunan menghadap ke sungai. Sementara penekanan pada ruang publik sebagai pusat edukasi berarti memfokuskan ruang publik yang pada dasarnya memiliki banyak fungsi seperti fungsi pendidikan, olahraga, politik, sosial, dan lain lain menjadi satu fungsi utama yaitu pendidikan non formal. Dari penekanan-penekanan tersebut maka muncul gagasan rancangan berupa kawasan hunian yang dipadukan dengan pusat edukasi dimana keduanya terpisah oleh sungai namun saling terhubung dengan jembatan. Dimana hunian tersebut bertingkat dua dengan dua tipe, yaitu tipe 36 dan tipe 42 dan kawasan pusat edukasi yang mengembangkan kreativitas melalui daur ulang barang bekas yang nantinya akan lebih memiliki nilai jual dibanding hanya barang bekas yang dikumpulkan lalu dijual. Dari gagasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkampungan Tambakboyo khususnya yang berada ditepian sungai, membutuhkan perancangan kawasan berupa hunian yang menerapkan M3K dan perancangan ruang publik sebagai pusat edukasi dimana di dalamnya terdapat kegiatan workshop dan display hasil workshop. Rancangan ini diperuntukan bagi warga Tambakboyo khususnya dan pengunjung luar Tambakboyo umumnya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTambakboyoen_US
dc.subjectriversideen_US
dc.subjectM3Ken_US
dc.subjectedukasien_US
dc.titleTAMBAKBOYO RIVERSIDE VILLAGE Perancangan Hunian dengan Penekanan pada M3K (Mundur, Munggah, Madhep Kali) dan Perancangan Ruang Publik sebagai Pusat Edukasien_US
dc.typeUndergraduateThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record