Analisis Biaya Operasional dan Pemeliharaan serta Pergantian Pipa pada Instalasi Jaringan Air Bersih di Kotamadya Yogyakarta
Abstract
Air bersih merupakan unsur utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Namun tidak jarang air yang dikonsumsi oleh manusia kurang memenuhi standar kesehatan. PDAM sebagai perusahaan yang mempunyai kewenangan dalam memproduksi, mengolah, menyediakan, serta menyalurkan air bersih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Jika produksi dan distribusi air bersih tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan masalah bagi pelanggan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah besarnya biaya operasional dan pemeliharaan.
Kehilangan air yang mencapai 30% dari total distribusi air, menyebabkan kuantitas air bersih menjadi menurun. Kebocoran pada pipa merupakan p~nyebab kehilangan yang paling tinggi, yakni sebesar 60% dari total kehilangan air.
Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan melakukan pergantian pipa yang dimulai pada tahun 2000 dan akan berakhir pada tahun 2005. Dengan adanya pergantian pipa, maka kehocoran dapat ditekan, dan keluhan konsumen menjadi semakin menurun, serta keuntungan yang diterima oleh PDAM menjadi lebih tinggi.
Dengan adanya pergantian pipa, biaya Operasional dan Pemeliharaan yang dikeluarkan PDAM Tirta Marta menjadi tinggi. Namun pada sisi lain, peningkatan air yang terjual menjadi lebih tinggi. Jika pipa tidak diganti, air yang teIjual pada tahun 2012 sebesar 20.868.745 m3, dan setelah ada pergantian pipa, air yang terjual sebesar 23.849.995 m3 sehingga terlihat peningkatan air yang terjual sebesar 2.981.250 m3.
Collections
- Civil Engineering [4205]