RUSUNAWA DI BANTARAN KALI CODE, COKRODININGRATAN, JETIS, YOGYAKARTA Pendekatan Konsep Green Building dengan Passive Cooling
Abstract
Kota Yogyakarta terus mengalami lonjakan pertumbuhan populasi dan pembangunan infrastruktur. Keduanya merupakan sedikit dari penyebab timbulnya beragam masalah, seperti kepadatan lahan yang mengakibatkan menjamurnya daerah kumuh dan menurunnya jumlah RTH. Sayangnya daerah kumuh yang muncul di Kota tersebut, menyebar rata di sekitar pinggiran sungai, terutama kali (sungai Code), dan mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas ruang hijau di tempat tersebut.
Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) sebagai solusi menjawab kawasan padat permukiman dan kemiskinan, merupakan solusi yang sudah lama dikenalkan oleh para perancang perkotaan. Rusunawa dengan pendekatan konsep green building bagi Masyarakat Berpeghasilan Rendah (MBR) akan diangkat sebagai tema proyek ini. Proyek tersebut dilatar belakangi oleh konflik ruang antara manusia dengan alamnya yang terjadi di bantaran sungai di perkotaan padat penduduk. Kondisi bantaran sungai yang berubah fungsi menjadi tempat tinggal menjadi dilema dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Telah umum diketahui bahwa perubahan tersebut mengakibatkan berbagai bencana alam dan kesenjangan sosial.
Ruangan yang panas dan perancangan rusunawa yang tidak tepat turut mempercepat terjadinya pemanasan global, dikarenakan peningkatan penggunaan energi pendingin buatan dan penurunan kuantitas vegetasi. Passive cooling merupakan langkah bijak untuk menjawab permasalahan diatas. Tantangan dalam proyek ini adalah mengadakan hunian yang ramah bagi manusia dan alam, dengan memperhatikan aspek green building.
Penggunaan material dan strategi desain yang berorientasi pada passive cooling dalam perancangan rusunawa ini, terbukti telah memberi banyak dampak positif dari segi kenyamanan termal penghuni. Kenyamanan termal yang dimaksud yaitu dari segi suhu radiasi, suhu operatif, kelembaban, kecepatan angin, dan pencahayaan yang telah memenuhi standar yang berlaku di Indonesia. Disamping memberi kenyamanan termal, dalam perancangan ini mempertimbangkan aspek-aspek seperti : akomodasi jumlah Kepala Keluarga
xvii
(KK) yang terkena dampak banjir, akomodasi jumlah KK yang lahannya akan dibangun rusunawa, dan konsep Munggah, Madhep, Mundhur Kali (M3K)
Collections
- Architecture [3658]