Studi Analisis Investasi Pembangunan Perumahan Sederhana (Studi Kasus pada Pembangunan Perumahan Dirgantara Asri Tipe 36 Di Daerah Sleman)
Abstract
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa rumah merupakan kebutuhan pokok
manusia. Perumahan dianggap sebagai pembawa perubahan sosial, ekonomi, dan
aeografi perkotaan. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka
pembangunan perumahan harus dikembangkan secara terarah dan terpadu dengan
memperhatikan jumlah penduduk, lingkungan, serta pembiayaan. Pada sebuah proyek
faktor biaya sangat penting apalagi dalam sebuah pembangunan proyek perumahan
Perlu diperhatikan pihak developer mempunyai modal sendiri, modal tersebut
digunakan untuk pembebasan tanah, perijinan tanah dan pematangan tanah.
Sedangkan untuk biaya pembangunan pihak developer meminjam dana ke bank, dan
peminiaman dilakukan berdasarkan kebutuhan dalam proses pembangunan pertama
Untuk menilai suatu proyek ini layak atau tidaknya digunakan dua analisis yaitu
analisis pasar dan analisis fmansial. Analisis pasar bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar perumahan dapat diserap oleh masyarakat. Sedangkan untuk analisis
fmansial dengan menggunakan metode tingkat pengembalian investasi (TPI), tingkat
pengembalian modal sendiri (TPMS), break even point (BEP), dan net present value
(NPV) apakah proyek tersebut layak dilaksanakan.
Dalam tugas akhir ini, di lakukan analisis tentang investasi pembangunan perumahan
yaitu dengan membandingkan waktu proyek pembangunan perumahan antara waktu
nroyek yang tetap (12 bulan) dengan waktu proyek yang dipercepat untuk tingkat
peminjaman (sesuai kebutuhan) ke bank, untuk pembangunan 3unit pada bulaiii ke-2
pembangunan 6unit pada bulan ke-2 , pembangunan 9unit pada bulan ke-2 ,dan
pembangunan 12 unit pada bulan ke-2. Penelitian ini dilakukan pada proyek
Perumahan Dirgantara Asri di daerah Berbah Sleman dengan tipe sederhana (tipe36).
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk analisis pasar pembangunan perumahan
sebanyak 133 unit laku terjual, sedangkan untuk analisis finansia didapatkan IP
terbesar yaitu pada penjualan 12 unit bulan ke-2 pada waktu proyek yang dipercepat seSp 2.852.84P0.299 dan TPMS sebesar Rp3.374.359.489, BEP^^adi pada penjualan 3unit (Rp.374.820.420 ), dan NPV yaitu sebesar Rp 3.151.066.137
maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan waktu proyek yang dipercepat maka
keuntungan pihak developer akan lebih besar dibandingkan waktu proyek yang tetap
(12 bulan) dengan jumlah penjualan unit yang sama pada bulan ke-2.
Collections
- Civil Engineering [4192]