ANALISIS KEJADIAN PUTING BELIUNG DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE SPATIAL AUTOREGRESSIVE (SAR), CLUSTERING AVERAGE LINKAGE, DAN PEMETAAN BERBASIS WEBGIS
Abstract
Wilayah Indonesia seringkali mengalami kejadian puting beliung. Kejadian ini, selain menjadi sebuah kewaspadaan tetapi juga harus menjadi perhatian mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan. Pembuatan model prediksi jumlah kejadian puting beliung serta pemetaan zona potensi puting beliung merupakan beberapa upaya mitigasi yang dapat dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan analisis spatial autoregressive (SAR) untuk membuat model prediksi. Hal ini karena kejadian puting beliung sangat mungkin dipengaruhi oleh spasial atau posisinya terhadap daerah lain yang berada di sekitarnya. Hasil model SAR yang dapat dibentuk yaitu ŷi = 210,5 + 0,42∑_(j=1,i≠j)^n▒WijYj -10 Suhu minimum.a - 1,08 Kelembaban.a + 0,54 Curah hujan.a + 3,83 Suhu minimum.b + 6,26 Kecepatan angin maksimum.b +ε. Selanjutnya pengelompokan wilayah rawan potensi puting beliung dilakukan menggunakan clustering average linkage berdasarkan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap kejadian puting beliung. Dalam penelitian ini dibentuk 3 cluster berdasarkan pemotongan dendogram dengan hasil cluster 1 (tinggi) beranggotakan 5 provinsi, cluster 2(rendah) beranggotakan 7 provinsi, cluster 3(sedang) beranggotakan 12 provinsi. Sementara itu, terdapat provinsi yang tidak pernah terjadi puting beliung. Sepuluh provinsi ini kemudian dikelompokkan tersendiri menjadi cluster 4. Hasil dari analisis cluster ini kemudian dilanjutkan dengan pengolahan pemetaan berbasis WebGIS sehingga informasinya dapat diakses oleh siapun melalui jaringan internet. Alamat url dari WebGIS ini yaitu: bit.ly/webgis-putingbeliung-2017-mazna.
Collections
- Statistics [899]