Mengekspos Eksistensi Pemain Wayang Orang Sriwedari melalui Film Dokumenter berjudul "Eksistensi (Pemain Wayang Orang Sriwedari) " di Surakarta

Abstract

Akhmad Nur Rofiqi. 12321157. Pembuatan Film Dokumenter tentang Eksistensi Pemain Wayang Orang Sriwedari di Surakarta yang berjudul “ Eksistensi (Pemain Wayang Orang Sriwedari)”. Projek Komunikasi. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Islam Indonesia. Kesenian pertunjukan Wayang Orang Sriwedari di Surakarta yang sudah ada sejak 107 tahun yang lalu, dan tetap bertahan dengan segala kondisi seiring berjalanya waktu. Gedung wayang orang sriwedari berlokasi di wilayah Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, dimana kesenian yang diperuntukkan untuk dapat ditonton oleh semua kalangan masyarakat. Isu film ini, menggambarkan kehidupan pemain wayang orang sriwedari yang statusnya pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai kontrak dalam mempertahankan eksistensi Wayang Orang Sriwedari dari perspektif mereka. Mereka mendiskripsikan kehidupan yang bertumpu dari menjadi wayang orang sriwedari, sampai menyikapi keberadaan wayang orang sriwedari agar tetap ada dengan menggunakan berbagai cara yang dilakukan karena pemerintah kota Surakarta masih belum berkontribusi lebih dalam hal memfasilitasi dan promosi. Dengan pembuatan film dokumenter “ Eksistensi (Pemain Wayang Orang Sriwedari)” diharapkan mampu membawa pesan yang sisampaikan oleh pemain ke pemerintah dan masyarakat bahwa wayang orang sriwedari itu masih ada dan layak untuk ditonton sebagai seni pertunjukan budaya. Dengan menggunakan metode pendekatan ekspositori, dimana motode pendekatan ini mengutamakan narasi argumentasi dari perspektif para pemain yang kemudian ada penjelasan penekanan melalui visual gambar video. Sehingga peasn akan lebih mudah dimengerti oleh penonton. Film dokumenter ini diperuntukkan untuk membuka pikiran pemerintah Surakarta dan pikiran masyarakat terutama kota Surakarta akan pentingnya seni budaya lokal seperti seni pertunjukan Wayang Orang Sriwedari agar tetap eksis. Karena bisa mengangkat wisata seni budaya dan dapat menarik wisatawan yang akan datang ke kota Surakarta. Dengan mengungkap isu ini, diharapkan akan bermanfaat dan lebih peduli bagi penonton yang melihat.