DETERMINAN NON PERFORMING FINANCING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Abstract
One of the main measures of financing risk in sharia banks is non performing financing (NPF). This study models the behavior of non-performing financing which is a key risk measure in sharia banking. The explanatory variables used in the constructed model are CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing Deposit Ratio), BOPO (Operating Expense / Revenue Expense), ROA (Return on Asset), INF (Inflation), INT (Indonesian bank interest rate), and ER (exchange rate). This study finds that the ARDL model (autoregressive distributed lag) is the most appropriate model considering that the variables are a combination of both in-level stationary variables and in-first-difference stationary variables. The results of the ARDL model estimation indicates that all independent variables influence the NPF with various lag lengths, from lag 1 to lag 3. This model also suggests that there is a contemporaneous influence from ER to NPF.
Salah satu ukuran utama risiko pembiayaan dalam bank syariah adalah non performing financing (NPF). Penelitian ini memodelkan perilaku non performing financing yang merupakan sebuah ukuran risiko utama dalam perbankan syariah. Variabel penjelas yang digunakan adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing Deposit Ratio), BOPO (Beban Operasional/Beban Pendapatan), ROA (Return on Asset), INF (Inflasi), INT (suku bunga bank Indonesia), dan (ER) nilai tukar. Penelitian ini menemukan bahwa model ARDL (autoregressive distributed lag) merupakan model yang tepat mengingat variabel-variabel yang ada merupakan gabungan dari variabel yang stasioner pada derajat in-level dan first difference. Model ARDL menunjukkan bahwa semua variabel independen mempengaruhi NPF dengan lag tertentu, dari lag 1 sampai lag 3. Model ini juga menyarankan adanya hubungan sejaman dari ER ke NPF.
Collections
- Master of Accountancy [221]