| dc.description.abstract | Bencana demi bencana telah melanda wilayah di Indonesia. Salah satu bencana alam yang menjadi langganan negara Indonesia adalah gunung meletus. Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif yang terdapat di wilayah Jawa Tengah. Dan pada lingkaran Gunung Merapi, Sleman merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi dengan jumlah korban yang cukup banyak. Penelitian ini berfokus pada pola komunikasi BPBD Sleman dalam penanggulangan bencana di Gunung Merapi. Berdasarkan kerangka pikir di atas, penelitian ini hendak menjawab : alur komunikasi BPBD Sleman dalam upaya penyebaran informasi kebencanaan dan penanggulangan bencana di Gunung Merapi, dan pola komunikasi model apa yang digunakan BPBD Sleman.
Untuk menjawab empat pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori komunikasi bencana (disaster communication) dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara pribadi dan terstruktur, dan dokumentasi. Penelitian ini mengambil sembilan narasumber, yaitu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Staff Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Kepala Pemerintah Desa Kepuharjo, Kepala Dukuh Huntap Dongkelsari, Staff Pengelolaan Manajemen Informasi Bencana CRI, dan empat warga huntap Dongkelsari.
Penelitian ini menemukan beberapa hal penting. Pertama, alur komunikasi BPBD Sleman dalam upaya penyebaran informasi kebencanaan dan penanggulangan bencana di Gunung Merapi, baik pada masa normal maupun masa tanggap darurat adalah alur komunikasi terstruktur dan non terstruktur. Kedua, model pola komunikasi yang BPBD Sleman gunakan adalah gabungan dari model rantai (chain) dan model jaringan bebas (all channel). Dimana BPBD Sleman melakukan penyebaran informasi secara terstruktur, sesuai jalur birokrasi upward ke BPPTKG Yogyakarta untuk mendapatkan informasi Gunung Merapi dan downward ke pejabat, Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Pemerintah Desa, lurah, komunitas relawan, kemudian informasi sampai kemasyarakat untuk penyampaian informasi secara berantai. Namun, ada pula alur komunikasi secara non terstruktur dimana BPPTKG Yogyakarta sebagai sumber informasi kebencanaan Gunung Merapi menyebarkan informasi kebencanaan melalui berbagai medium agar sampai langsung ke masyarakat tanpa melalui jalur truktur birokrasi. Adapun medium yang paling sering digunakan adalah WhatsApp. Hal ini relevan dengan pola komunikasi model rantai dan jaringan bebas.
Disaster after disaster has hit the region in Indonesia. One of the natural disasters that become subscriptions to the country of Indonesia is the volcano eruption. Mount Merapi is one of the most active volcanoes located in Central Java. And within the circle of Mount Merapi, Sleman is one of the areas affected by the eruption of Mount Merapi with a considerable number of victims. This study focuses on the existing disaster prevention communication pattern in Mount Merapi. Based on the above framework, this research is about to answer the following: disaster information resources in Mount Merapi, the content of the message delivered, the media used to publish the information, and who the sender and the recipient of the message.
To answer the four questions, this research uses qualitative descriptive method with disaster communication theory and data collection through observation, personal and structured interview, and documentation. This study took nine sources, namely Head of Prevention and Preparedness of BPBD Sleman, Section of Mount Merapi Staff of BPPTKG Yogyakarta, Head of Kepuharjo Village Government, Head of Dukuh Huntap Dongkelsari, Disaster Management Information Management Staff of CRI, and four people huntap Dongkelsari.
This research has found some important findings. First, the communication flow of BPBD Sleman in the effort to disseminate disaster information and disaster management in Mount Merapi, both during normal and emergency response period is structured and non structured communication channel. Second, the model of communication pattern that BPBD Sleman uses is a combination of chain model (chain) and free network model (all channel). Where the BPBD Sleman do the dissemination of information in a structured, appropriate path upward bureaucracy to BPPTKG Yogyakarta to obtain information of Mount Merapi and downward to officials, District Government, District, Village Government, village heads, volunteer community, then information to community for the delivery of information in chains. However, there is also a non structured communication channel where BPPTKG Yogyakarta as a source of disaster information Mount Merapi disseminate disaster information through various mediums to get directly to the community without going through the bureaucratic structure. The most commonly used medium is WhatsApp. This is relevant to the communication pattern of chain models and free networks. | en_US |
