Peran Guru dalam Pembentukan Akhlak Peserta didik MTs N 7 Sleman
Abstract
Kemerosotan akhlak pada siswa menjadi hal yang memprihatinkan bagi
lembaga pendidikan khususnya di MTsN 7 Sleman. Berdasarkan pengamatan dan
wawancara yang peneliti lakukan bersama Ibu Titik Susilawati yang peneliti
lakukan pada prapenelitian, di temukan bahwa masih terdapat beberapa siswa dan
siswi yang belum memiliki etika dan sopan santun selama berada di lingkungan
sekolah. Seperti, masih banyak di temukan di antara mereka yang berkata kasar,
tidakmenghargai dan menghormati guru yang sedang mengajar di dalam kelas,
bahkan tindakan tersebut sudah melampaui batasannya dengan di buktikannya
bahwa terdapat siswa yang sudah mencuri uang koperasi milik sekolah. Penelitian
ini bertujuan untuk menelaah peran guru dalam membentuk akhlak peserta didik
di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 7 Sleman.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi
kelas, dan analisis dokumen. Sehingga validasi akan data yang di uji dapat di
konfirmasi dengan lebih valid
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Peran guru dalam membentuk akhlak
peserta didik dengan menggunakkan beragam strategi yaitu: dengan memberi
contoh langsung kepada peserta didiknya yang dimana guru di sini sebagai (role
model), mengarahkan peserta didik nya kepada hal-hal yang positif, dan juga
memberi nasehat kepada peserta didiknya. 2. Faktor penghambat guru dalam
membentuk akhlak peserta didik di antara nya yaitu: latar belakang keluarga yang
berbeda, pola asuh yang tidak sama, lingkungan sosial di luar sekolah seperti
teman sebaya, sosial media dan juga komunitas sekitar, keterbatasan waktu guru
karena guru hanya memiliki waktu ketika jam pembelajaran saja dan yang terakhir
tidak kompak nya guru dalam mendidik peserta didik nya mungkin ada yang keras
ada juga yang lemah lembut dan sebaginya. 3. Strategi para guru MTsN 7 dapat
dilihat dari banyaknya program-program sekolah yang mendukung. Seperti
(salam, senyum sapa) di setiap pagi hari sebelum memasuki gerbang sekolah,
sholat duha berjamaah, membaca asmaul husna bersama, sholat dzuhur
berjamaah dan lain sebagainya. Kemudian strategi lainnya seperti menanamkan
nilai-nilai kebaikan seperti bertutur kata yang baik, ramah, peduli lingkungan dan
strategi yang terakhir dengan berkolaborasi dengan orang tua agar peserta didik
ketika berada di luar lingkungan sekolah tetap di kontrol dan di arahkan oleh orang
tua.
Collections
- Islamic Education [863]