Analisis Model Komunikasi Pariwisata berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Malioboro Yogyakarta
Abstract
Malioboro sebagai salah satu destinasi wisata di Yogyakarta terus berupaya untuk membangun
dan mempertahankan nilai kearifan lokalnya, mulai dari penataan ruang, suasana, bangunan,
transportasi hingga para pedagang. Place branding Malioboro sebagai Kawasan wisata berbasis
kearifan lokal bahkan dianggap mampu merepresentasikan Yogyakarta sebagai kota budaya
sehingga Malioboro menjadi salah satu ikon kota tersebut. Penelitian ini akan membahas mengenai
model komunikasi seperti apa, bagaimana, serta saluran komunikasi apa saja yang digunakan.
Metode digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
model komunikasi pariwisata yang terbentuk di kawasan Malioboro merupakan wujud
interaksi antara Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya,
serta pelaku wisata yang terlibat dalam usaha pengembangan potensi Malioboro melalui
implementasi kearifan lokal serta komitmen untuk tetap mempertahankan nilai kearifan lokal dan
kelestarian lingkungan. Model Koomunikasi tersebut dapat dikategorikan sebagai model
komunikasi multilangkah.
Dalam model komunikasi pariwisata yang terjadi di Malioboro, peneliti menemukan lima unsur
komunikasi. (1) Komunikator, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta serta UPT Pengelolaan
Kawasan Cagar Budaya. (2) Pesan utamanya adalah untuk terus membantu merawat dan
melestarikan segala fasilitas di Malioboro karena sudah diatur berdasarkan nilai kearifan lokal
yang ada. (3) Media yang paling banyak digunakan adalah Instagram, sedangkan media yang
digunakan untuk interaksi dengan pengunjung di Malioboro adalah radio. (4) Komunikannya
adalah masyarakat umum. (5) Feedback yang didapatkan cenderung positif dilihat dari komentar
di media sosial serta review dari beberapa pengunjung Malioboro.
Collections
- Communication [958]