Representasi Kekerasan terhadap Penyandang Disabilitas dalam Film Animasi Jepang A Silent Voice (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)
Abstract
Film dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi penontonnya.
Banyaknya film yang lolos sensor, yang didalamnya banyak adegan kekerasan dapat
mempengaruhi perilaku penonton untuk melakukan kekerasan yang terdapat dalam film.
Kekerasan merujuk kepada tindakan agresi memiliki dan pelanggaran yang dengan
sengaja, dengan maksud untuk menyebabkan penderitaan dan rasa sakit kepada orang lain.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk
memaknai bagaimana representasi kekerasan terhadap penyandang disabilitas dalam film
anime A Silent Voice. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan studi
Pustaka terhadap scene pada film A Silent Voice berdasarkan landasan teori. Analisis data
menggunakan semiotika yang dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce, yaitu
representamen, object, interpretant. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan jika film
A Silent Voice ditemukan dua bentuk kekerasan terhadap penyandang disabilitas yaitu
kekerasan fisik, dan kekerasan psikis. Kekerasan fisik seperti memukul, mendorong,
menjambak rambut, dan mencabut alat pendengaran hingga pendarahan, kemudian
kekerasan psikis yang dapat menyebabkan rasa sakit hati, kurangnya percaya diri, hingga
depresi terhadap korban yang mengalaminya. Kekerasan terhadap penyandang disabilitas
ini berada di delapan scene pada film A Silent Voice. Dalam masing-masing scene yang
terdapat dalam film A Silent Voice, juga memiliki makna tersirat yang ingin disampaikan
oleh pembuat film kepada penonton.
Collections
- Communication [958]