Show simple item record

dc.contributor.authorInafitri, Shafira Aretha
dc.date.accessioned2024-01-12T03:01:49Z
dc.date.available2024-01-12T03:01:49Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46481
dc.description.abstractKuota keterwakilan perempuan memiliki kaitan erat dengan demokrasi. Khususnya negara yang menganut demokrasi seperti Indonesia dan Argentina. Tercapainya kesetaraan dalam memberi peluang laki-laki dan perempuan dalam hal bersaing di ranah politik merupakan syarat berjalannya suatu demokrasi. Proses politik tersebut mengutamakan sistem demokratis dengan mengedepankan adanya hak untuk memilih dan hak untuk dipilih setara antara laki-laki serta perempuan. Hak memilih dan hak pilih merupakan merupakan manifestasi dari adanya hak politik dalam Hak Asasi Manusia. Guna meraih kesetaraan dalam bidang politik, manifestasinya dengan tindakan afirmasi. Meskipun Indonesia dan Argentina sama-sama menerapkan kebijakan kuota keterwakilan, dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan signifikan terkait hasil keterpilihan perempuan. Indonesia masih tertinggal jauh untuk meraih persentase 30% kuota keterwakilan. Pokok permasalahan yang akan ditinjau dalam penelitian ini terkait bagaimana pemenuhan hak politik perempuan terkait kuota keterwakilan perempuan dalam bidang politik di Indonesia dan Argentina, serta apa kelebihan dan kekurangan mekanisme kuota keterwakilan perempuan dalam bidang politik antara Indonesia dan Argentina. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hukum normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak politik di Indonesia terkait mekanisme kuota keterwakilan perempuan belum terpenuhi dengan baik mengingat Indonesia masih jauh dari capaian minimal critical mass kuota keterwakilan perempuan di parlemen. Pemilu masih menjadi ajang pertarungan yang tidak setara antara calon laki-laki dan perempuan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa kendala yang dialami perempuan. Di antaranya ideologi gender, pola kultur atau peran sosial yang disematkan kepada perempuan dan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor terbesar yang sangat mempengaruhi juga terletak pada peran sentral partai politik dalam tahap perekrutan, pencalonan, pengkaderan, dan pemilihan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectHak Politiken_US
dc.subjectKuota Keterwakilan Perempuanen_US
dc.subjectPemilihan Umumen_US
dc.subjectTindakan Afirmasien_US
dc.titlePerbandingan Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Bidang Politik terhadap Keterpilihaan Perempuan di Parlemenen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19410128


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record