Peningkatan Aroma Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kayu Putih
Abstract
Minyak kayu putih memiliki kandungan kimia dengan senyawa utama, yaitu :1,8
sineol, a-ferpineole, a-terpinolene, trans-caryophilene, y-terpinene, o-humulene,
dan p-simen dengan kadar yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut memungkinkan
minyak kayu putih memiliki kadar 1,8 sineol dan aroma tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Peningkatan kadar 1,8 sineol dapat memperbaiki aroma minyak kayu
putih menjadi lebih segar, menyengat, dan menenangkan. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan optimasi konsentrasi dan volume larutan KOH, serta pengaruh
suhu terhadap peningkatan kadar 1,8 sineol minyak kayu putih menggunakan
metode pelarutan senyawa-senyawa yang memiliki kereaktifan terhadap basa.
Minyak sisa pelarutan dianalisis menggunakan gas cromatography mass
spectroscopy (GCMS) untuk membuktikan peningkatan kadar 1,8 sineol. Fourier
transform Infrared Spectroscopy (FTIR) digunakan untuk memperkuat analisis
dengan mengetahui penurunan persen transmitansi pada bilangan gelombang
ikatan C=C aromatik milik p-simen. Hasil penelitian menunjukan terjadinya
peningkatan kadar 1,8 sineol minyak kayu putih. Aroma minyak kayu putih
setelah ditingkatkan kadar 1,8 sineol lebih disukai dengan aroma yang lebih wangi
dan segar. Kombinasi 1,8 sineol dan p-simen dapat meningkatkan aktivitas
antibakteri minyak kayu putih terhadap bakteri Staphylococus aureus.
Collections
- Master of Chemistry [29]