Show simple item record

dc.contributor.authorSYAHRIZAL AZ1Z
dc.date.accessioned2023-04-05T04:03:45Z
dc.date.available2023-04-05T04:03:45Z
dc.date.issued2023-03
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/43110
dc.description.abstractMinyak kayu putih memiliki kandungan kimia dengan senyawa utama, yaitu :1,8 sineol, a-ferpineole, a-terpinolene, trans-caryophilene, y-terpinene, o-humulene, dan p-simen dengan kadar yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut memungkinkan minyak kayu putih memiliki kadar 1,8 sineol dan aroma tidak sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan kadar 1,8 sineol dapat memperbaiki aroma minyak kayu putih menjadi lebih segar, menyengat, dan menenangkan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi konsentrasi dan volume larutan KOH, serta pengaruh suhu terhadap peningkatan kadar 1,8 sineol minyak kayu putih menggunakan metode pelarutan senyawa-senyawa yang memiliki kereaktifan terhadap basa. Minyak sisa pelarutan dianalisis menggunakan gas cromatography mass spectroscopy (GCMS) untuk membuktikan peningkatan kadar 1,8 sineol. Fourier transform Infrared Spectroscopy (FTIR) digunakan untuk memperkuat analisis dengan mengetahui penurunan persen transmitansi pada bilangan gelombang ikatan C=C aromatik milik p-simen. Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan kadar 1,8 sineol minyak kayu putih. Aroma minyak kayu putih setelah ditingkatkan kadar 1,8 sineol lebih disukai dengan aroma yang lebih wangi dan segar. Kombinasi 1,8 sineol dan p-simen dapat meningkatkan aktivitas antibakteri minyak kayu putih terhadap bakteri Staphylococus aureus.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titlePeningkatan Aroma Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kayu Putihen_US
dc.Identifier.NIM20923015


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record