Evaluasi Kesiapsiagaan Aparat Pemerintah Di Kompleks Balaikota Yogyakarta Menghadapi Bahaya Gempa Bumi
Abstract
Gempa bumi merupakan salah satu bahaya yang sering membawa bencana
korban jiwa dan harta benda. Hal ini tidak terlepas dari kondisi posisi geografis
Indonesia yang terletak di antara dua lempeng tektonik besar dunia yaitu Eurasia
dan Indo-Australia. Untuk itu masyarakat perlu kesiapsiagaan menghadapi
kejadian gempa bumi di masa datang, termasuk aparat pemerintah yang bertugas
di Kompleks Balaikota Yogyakarta.
Penelitian ini fokus pada kesiapsiagaan masyarakat dan kerentanan
bangunan gedung terhadap bahaya gempa bumi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan aparat pemerintah dan mengevaluasi
struktur bangunan sederhana dan bertingkat dengan metode rapid visual screening
di Kompleks Balaikota Yogyakarta terhadap bahaya gempa bumi. Metodologi
penelitian untuk mengukur kesiapsiagaan adalah dengan kuesioner yang mengacu
pada lima parameter kesiapsiagaan yang dikembangkan oleh LIPI. Pengambilan
sampel dari populasi aparat sipil negara yang bertugas di Kompleks Balaikota
Yogyakarta dilakukan dengan purposive sampling. Sedangkan untuk mengevaluasi
struktur bangunan gedung digunakan dua metode yaitu metode ACeBS yang
dikembangkan oleh BNPB bekerjasama Museum Gempa Prof. Dr. Sarwidi dan
metode FEMA P-154. Struktur gedung yang dievaluasi terdiri dari dua gedung
kantor 1 lantai tipikal tembokan dan dua gedung bertingkat tipe rangka beton
bertulang dengan dinding bata tanpa perkuatan. Analisis dilakukan dengan
perhitungan statistik untuk memperoleh Indeks Kesiapsiagaan Pemerintah yang
diwakili responden pejabat struktural dan Indeks Kesiapsiagaan Aparat
Pemerintah yang diwakili responden pejabat fungsional dan staf. Indeks gabungan
yang merupakan Indeks Kesiapsiagaan Kompleks Balaikota Yogyakarta diperoleh
dengan menjumlahkan seluruh indeks sesuai dengan bobot masing-masing. Untuk
evaluasi struktur bangunan gedung, dilakukan pengumpulan data melalui
observasi lapangan dan reviu dokumen gedung. Selanjutnya data observasi
digunakan untuk mengisi aplikasi ACeBS atau formulir FEMA P-154.
Analisis data responden kesiapsiagaan memberikan hasil berupa Indeks
Pemerintah dengan nilai 32,495 (kategori belum siap), Indeks Aparat Pemerintah
dengan nilai 62,92 (kategori hampir siap), dan Indeks Kompleks Balaikota
Yogyakarta dengan nilai 40,792 (kategori kurang siap). Hasil evaluasi bangunan
gedung 1 lantai dengan metode AceBS, diperoleh skor 158 pada kedua gedung yang
berarti kerentanan rendah. Hasil evaluasi bangunan gedung bertingkat dengan
metode ACeBS dan FEMA P-154 diperoleh bahwa bangunan gedung yang
dievaluasi tingkat kerentanannya adalah sangat rentan dan dibutuhkan evaluasi
struktur lanjutan secara detail.