Show simple item record

dc.contributor.authorPangestupi, Fanny Adelia
dc.contributor.authorLeksono, Debby Ayu
dc.contributor.authorZulkarnaen, M. Rivandi
dc.contributor.authorKhalilurrahman, M. Faiq
dc.contributor.authorSholihah, Arif Budi
dc.date.accessioned2023-03-29T04:44:13Z
dc.date.available2023-03-29T04:44:13Z
dc.date.issued2016-07-23
dc.identifier.issn2528-4622
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/42951
dc.description.abstractKeraton Kasepuhan berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430M oleh Pangeran Cakrabuana. Komplek keraton Pakungwati didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M. Keraton Kasepuhan dulunya bernama ‘Keraton Pakungwati. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Di Keraton Kasepuhan terdapat beberapa bangunan yang berbentuk pendopo/joglo diantaranya Panca Ratna, Panca Niti, Mande Pandawa Lima, Mande Malang Semirang, Mande Senar Tinandu, Mande Karesmen, Mande Pengiring dan Pengada. Kompleks tersebut menggunakan material kayu jati sebagai struktur utama, batu bata merah sebagai pondasi serta ragam hias, dan genteng sebagai penutup atap. Dalam pembuatannya, bangunan tersebut menerapkan system sambungan tektonika kayu dalam menyambungkan atap (tumpang sari) dengan kolom dan balok.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 1;
dc.subjecttektonika arsitekturen_US
dc.subjectkraton kasepuhanen_US
dc.subjectCirebonen_US
dc.titleTEKTONIKA ARSITEKTUR KERATON KASEPUHAN CIREBONen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record