Hubungan Impulsive Buying Dengan Penyesalan Pasca Pembelian Dalam Membeli Pakaian Bekas Impor Secara Daring
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara Impulsive Buying
dengan penyesalan pasca pembelian dalam membeli pakaian bekas impor secara daring.
Hipotesis awal dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Impulsive Buying
dengan penyesalan pasca pembelian dalam membeli pakaian bekas impor secara daring. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Post Purchase Consumer Regret (PPCR) untuk
skala penyesalan pasca pembelian yang disusun oleh Seung Hwan Lee dan June Cotte (2009)
dan skala Impulsive Buying yang disusun oleh Dennis W. Rook dan Robert J. Fisher (1995)
yang telah diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Subjek dalam penelitian
ini berjumlah 216 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berumur 17-24 tahun.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik metode analisis korelasi ProductMoment
Pearson. Hasil dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara Impulsive
Buying dengan penyesalan pasca pembelian dalam membeli pakaian bekas impor secara
daring. Hubungan tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis, yaitu pada nilai koefisien
korelasi sebesar 0.003 dengan nilai p = 0.480 (p > 0.05). Setelah peneliti melakukan
analisis tambahan, didapatkan hasil uji korelasi pada status kerja bahwa tidak terdapat
hubungan antara impulsive buying dan penyesalan pasca pembelian. Kemudian untuk hasil uji
beda berdasarkan status kerja didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat impulsive
buying pada subjek berdasarkan status kerja. Hal ini didukung dari hasil wawancara tambahan
yang dilakukan peneliti. Subjek yang tidak merasakan penyesalan pasca pembelian
merupakan pembeli yang terbiasa melakukan thrifting sehingga sudah bisa membedakan
pakaian bekas impor yang meyakinkan dan tidak meyakinkan untuk dibeli. Kemudian subjek
juga tidak merasa dirugikan karena harga pakaian bekas impor tersebut tergolong murah bagi
subjek. Selain itu, penyebab tidak terbuktinya hipotesis dari penelitian ini adalah karena
subjek yang terlalu heterogen atau terlalu variatif.
Collections
- Psychology [2270]