Pra Rancangan Pabrik Asam Laktat Dari Molase Dengan Kapasitas 5.000 Ton/Tahun
Abstract
Asam laktat adalah pelarut alami yang digunakan sebagai bahan
pembersih logam. Pada industri farmasi, asam laktat digunakan sebagai
pengental dan salah satu bahan dalam pembuatan tablet. Penggunaan asam
laktat pada produk kosmetika juga ditemui sebagai pelembab kulit yang
mampu memperbaiki kulit kering, menghilangkan bekas jerawat,
memperbaiki warna kulit, dan mencegah kerusakan jaringan kulit. Sebanyak
70% dari total asam laktat yang diperdagangkan digunakan dalam makanan
dan pengolahan makanan sebagai pengatur pH, bahan pengawet dan buffer
agent.
Indonesia dikenal sebagai eksportir molase dunia. Sejak 1980 hingga
2016, rata-rata ekspor molase Indonesia mencapai 459.910 ton per tahun
dengan rata-rata pertumbuhan 16,36% per tahun. Negara yang menjadi
tujuan ekspor molase Indonesia ada Jepang, Timor Leste, dan Inggris. Hal ini
menunjukkan bahwa produksi molase di Indonesia sangat melimpah maka
perlu untuk memanfaatkan molase ini menjadi produk lain yang lebih tinggi
mutu dan kualitasnya sehingga akan menaikkan harga jual.
Asam laktat merupakan salah satu produk yang dapat dibuat dari bahan
baku molase. Sukrosa yang terkandung pada molase akan dihidrolisis pada
suhu 60˚C untuk mendapatkan glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa
akan difermentasi oleh bakteri L. delbrueckii pada fermentor dengan suhu
40˚C. Konsentrasi asam laktat ditingkatkan dengan proses evaporasi pada
double effect evaporator hingga diperoleh asam laktat dengan konsentrasi
85%.
Pabrik asam laktat yang tergolong low risk ini akan didirikan di
Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, dengan modal tetap sebesar
$18.777.456,69 dan modal kerja sebesar $13.082.182. Analisis kelayakan
menunjukkan ROI before tax 32,42%, ROI after tax 25,93%, POT before tax
2,5 tahun, POT after tax 2,9 tahun, BEP 45,91% , SDP 29,22%, dan DCFRR
16,52%. Berdasarkan evaluasi ini, pabrik dinilai menarik dan layak untuk
dikaji lebih lanjut.
Collections
- Chemical Engineering [1178]