Evaluasi Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Austroads 2017 Dengan Program Circly 6.0 (Studi Kasus: Jalan Milir – Sentolo, Yogyakarta) (Evaluation Of Flexible Pavement Using The Austroads 2017 Method With The Circly 6.0)
Abstract
Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang menggunakan bahan
campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta agregat sebagai lapisan bawahnya.
Sehingga lapisan perkerasan tersebut memiliki kelenturan yang memberikan
kenyaman berkendara. Pada perkerasan lentur memilki beberapa lapisan yang
berbeda-beda. Pertama, campuran aspal beton adalah salah satu lapisan permukaan
pada konstruksi perkerasan lentur jalan raya. Lapisan ini merupakan lapis aus ACWC
(Asphalt
Concrete
-
Wearing
Course)
yang
mengalami
kontak
langsung
dengan
beban
lalu lintas. Selain itu juga AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus
dibandingkan dengan jenis laston lainnya. Lalu ada AC-BC (Asphalt Concrete –
Binder Course), merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan aus (wearing
course) dan di atas lapisan pondasi (base course).
Pada penelitian ini, metode AUSTROADS digunakan untuk menentukan
ketebalan perkerasan. Ketebalan ini nantinya akan digunakan dalam CIRCLY 6.0
untuk menentukan pengaruh penggunaan aspal tipis pada permukaan jalan untuk
memodelkan antarmuka sebagian kasar. Kondisi halus dan kasar dengan modulus
elastisitas 2200 MPa, setelah itu lapisan tipis aspal dimodelkan dengan modulus
elastisitas 2 MPa, 5 MPa, 100 MPa dan 1600 MPa. Asumsi yang digunakan sejauh
ini untuk antarmuka (AC-WC) dan (AC-BC) benar-benar kasar. Namun dalam
praktiknya, kondisi keras yang sempurna tidak tercapai karena situasi dan kondisi
di lapangan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan perhitungan tebal perkerasan yaitu lapis
aspal dengan ketebalan 60 mm dan 115 mm, material semen sebesar 200 mm, dan
material granular dengan sebesar 150 mm. Pada hasil analisis respon regangan dan
tegangan menggunakan program CIRCLY 6.0 menunjukkan bahwa pada arah
vertikal Z = 0 mm dan arah horizontal = 200 mm nilai maksimumnya berada di
poros antar ban. Sedangkan pada arah horizontal = 350 mm nilai maksimumnya
berada di luar tepi ban. Pada pemodelan aspal tipis, arah vertikal Z = 0 mm, semakin
kecil nilai modulus elastisitas yang lebih besar (1600 Mpa) memiliki kondisi
interface yang mendekati kasar rentangnya kecil. Pada arah horizontal pada jarak Z
= 200 mm dan Z = 350 mm, penggunaan nilai modulus elastisitas yang lebih besar
(1600 Mpa) memiliki kondisi interface yang mendekati kasar rentangnya besar.
Collections
- Civil Engineering [4192]