Show simple item record

dc.contributor.authorDINIE FITRIA ASHARI
dc.date.accessioned2023-02-07T01:57:16Z
dc.date.available2023-02-07T01:57:16Z
dc.date.issued2023-01-06
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/42277
dc.description.abstractPerkerasan lentur merupakan perkerasan yang menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta agregat sebagai lapisan bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut memiliki kelenturan yang memberikan kenyaman berkendara. Pada perkerasan lentur memilki beberapa lapisan yang berbeda-beda. Pertama, campuran aspal beton adalah salah satu lapisan permukaan pada konstruksi perkerasan lentur jalan raya. Lapisan ini merupakan lapis aus ACWC (Asphalt Concrete - Wearing Course) yang mengalami kontak langsung dengan beban lalu lintas. Selain itu juga AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya. Lalu ada AC-BC (Asphalt Concrete – Binder Course), merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan aus (wearing course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Pada penelitian ini, metode AUSTROADS digunakan untuk menentukan ketebalan perkerasan. Ketebalan ini nantinya akan digunakan dalam CIRCLY 6.0 untuk menentukan pengaruh penggunaan aspal tipis pada permukaan jalan untuk memodelkan antarmuka sebagian kasar. Kondisi halus dan kasar dengan modulus elastisitas 2200 MPa, setelah itu lapisan tipis aspal dimodelkan dengan modulus elastisitas 2 MPa, 5 MPa, 100 MPa dan 1600 MPa. Asumsi yang digunakan sejauh ini untuk antarmuka (AC-WC) dan (AC-BC) benar-benar kasar. Namun dalam praktiknya, kondisi keras yang sempurna tidak tercapai karena situasi dan kondisi di lapangan. Hasil dari penelitian ini didapatkan perhitungan tebal perkerasan yaitu lapis aspal dengan ketebalan 60 mm dan 115 mm, material semen sebesar 200 mm, dan material granular dengan sebesar 150 mm. Pada hasil analisis respon regangan dan tegangan menggunakan program CIRCLY 6.0 menunjukkan bahwa pada arah vertikal Z = 0 mm dan arah horizontal = 200 mm nilai maksimumnya berada di poros antar ban. Sedangkan pada arah horizontal = 350 mm nilai maksimumnya berada di luar tepi ban. Pada pemodelan aspal tipis, arah vertikal Z = 0 mm, semakin kecil nilai modulus elastisitas yang lebih besar (1600 Mpa) memiliki kondisi interface yang mendekati kasar rentangnya kecil. Pada arah horizontal pada jarak Z = 200 mm dan Z = 350 mm, penggunaan nilai modulus elastisitas yang lebih besar (1600 Mpa) memiliki kondisi interface yang mendekati kasar rentangnya besar.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleEvaluasi Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Austroads 2017 Dengan Program Circly 6.0 (Studi Kasus: Jalan Milir – Sentolo, Yogyakarta) (Evaluation Of Flexible Pavement Using The Austroads 2017 Method With The Circly 6.0)en_US
dc.Identifier.NIM15511212


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record