Show simple item record

dc.contributor.authorSAHRIL RAMADAN
dc.date.accessioned2023-01-26T07:20:46Z
dc.date.available2023-01-26T07:20:46Z
dc.date.issued2022-12-01
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/42044
dc.description.abstractPertambahan jumlah pengguna pada pasar berpengaruh pada beberapa aspek, seperti kenaikan jumlah limbah kotor dan jumlah ruang untuk pengguna yang tidak memadai. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Raya Amahami yang berlokasi di Kota Bima. Pasar yang diresmikan pada 2016 ini merupakan pasar tipe A berdasarkan Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait tipe-tipe pasar tradisional. Proses pembangunan Pasar Raya Amahami menyebabkan 1,5 ha lahan mangrove di reklamasi, padahal keberadaan hutan mangrove ini sendiri sangat penting untuk keberlangsungan ekosistem kawasan seperti nasib keberadaan biota laut dan ancaman akan bencana seperti abrasi. Pasar yang dirancang untuk dapat menampung 718 pengguna ini mengalami over capacity hingga mencapai angka 1040 pengguna pada tahun 2022 ini. Dari jumlah pengguna yang berlebih, hingga banyaknya pengguna yang tidak mendapatkan ruang khusus untuk berdagang mempengaruhi aspek lingkugan sekitarnya. Jumlah pengguna yang mengalami lonjakan mempengaruhi besarnya aktivitas yang terjadi di pasar tersebut yang kemudian akan mempengaruhi proses akhir dari aktivitas perdagangan, yaitu limbah kotor yang mencemari lingkungan. Sistem sanitasi dan drainase yang buruk mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar yang tergenang limbah kotor. Hal ini diperkeruh karena lokasi pasar berada di tepi pantai dan berdampingan langsung dengan ekosistem mangrove. Pendekatan yang digunakan yaitu Arsitektur Lestari, yang terikat dengan tiga aspek utama Arsitektur Lestari, yaitu conserving energy (penghematan energi), working with climate (memanfaatkan sumber daya alami), dan respect for site (menanggapi keadaan tapak). Conserving energy diterapkan dengan desain bangunan yang memanfaatkan energi alami sebagai energi pencahayaan dan penghawaan dalam bangunan dengan mempertimbangkan bangunan yang berbentuk memanjang dan menipis. Working with climate merupakan aspek yang menekankan desain untuk dapat memanfaatkan kondisi dan iklim alami kawasan untuk pencahayaan dan penghawaan dalam ruang dengan mempertimbangkan bukaan pada selubung bangunan. Respect for site diterapkan pada desain dengan mempertimbangkan koefisien dasar bangunan yang kecil, bentuk bangunan yang merespon kondisi tapak seperti ekosistem mangrove dan perairan yang mempengaruhi bentuk hingga struktur bangunan. Metode yang digunakan adalah observasi. Observasi dilakukan dengan mencari data dan keterangan yang ada melalui informasi-informasi yang ada di internet, peninjauan langsung ke lokasi pasar, serta keterangan dari sumber-sumber terkait seperti kepala pengelola dan kepala bagian. Permasalahanpermasalahan tersebut akan dilakukan pengujian kalkulasi kebutuhan ruang yang dapat menampung jumlah pengguna, perencanaan kembali sistem IPAL, kalkulasi kebutuhan dan proses pengolahan limbah kotor pedagang, serta perhitungan luasan jumlah hutan mangrove yang dikembalikan setelah melakukan proses redesain.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleRedesain Kompleks Pasar Amahami Kota Bima Dengan Pendekatan Arsitektur Lestarien_US
dc.Identifier.NIM18512192


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record