Kebijakan Arab Saudi Terhadap Gerakan Transnasional Ikhwanul Muslimin Tahun 2017-2020 Ditinjau Dari Perspektif Counter Terrorism
Abstract
Negara Arab Saudi merupakan negara yang memiliki banyak keunggulan terutama
di kawasan Timur Tengah. Sehingga sesuatu yang potensial apabila Arab Saudi
dikategorikan sebagai aktor utama di Timur Tengah. Pada 5 Juni 2017, Arab Saudi
beserta negara teluk bekerjasama untuk memblokade Qatar, yang dituduh memiliki
hubungan dengan kelompok teroris Ikhwanul Muslimin (IM). Padahal jika ditinjau
kembali, negara Arab Saudi pernah memiliki kedekatan dan menjadi payung teduh
kelompok Ikhwanul Muslimin terutama pada masa King Abdul Aziz dan King As-
Syahid Malik Faishal. Namun, kedekatan IM dan Arab Saudi kandas ketika pasca
perang teluk dan diperburuk ketika terjadi 9/11. Selanjutnya, terjadi Arab Spring
yang mana ditandai dengan keberhasilan meruntuhkan pemerintahan diktator
negara-negara Teluk, menjadikan hubungan Arab Saudi dan IM makin memburuk
dan Arab Saudi menganggap IM sebagai kelompok teroris. Oleh karena itu,
terdapat beberapa kebijakan Arab Saudi untuk menangani counter-terrorism
Ikhwanul Muslimin. Melalui dua pendekatan utama yang dklasifikasikan oleh
David Cortright dan George A. Lopez (2007) yakni Tactical Counter-Terrorism
(berbasis militer) dan Strategic Counter-Terrorism (non-militer).
Collections
- International Relations [502]