Perancangan Kantor Sewa Di Era Disrupsi Dengan Pendekatan Green Building Di Kota Semarang
Abstract
Perancang kantor sewa di era disrupsi, dengan konsep baru yang bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan.
produktivitas dalam bekerja. Dan seiring dengan pekembangan kota semarang yang mengalami peningkatan dalam
sektor ekonomi dan bisnis sehingga mengakibatkan minimnya ketersedian lahan di pusat kota yang dapat berdampak
pada bertambahnya kebutuhan dan pemasaran ruang untuk bekerja, karena pelaku bisnis akan membutuhkan ruang
baru untuk bisnis baru atau ruang yang lebih besar untuk perkembangan bisnisnya . dengan pendekatan Green building
yang berfokus pada Appropriate Site Development untuk merespon dampak dari Urban Heat Islan di Kota Semarang.
Selain itu akibat dari berkurangnya ruang tebuka hijau menyebabkan terjadinya fenomena Uraband Heat Island (UHI).
Sehingga perancangan ini menerapkan konsep Green Building sebagai pendekatan dalam perancangan.
Metode perancangan di awalin dengan pertumbuhan dan perkembangan fasailitas ekonomi di era disrupsi dan adanya
Urban Heat Islan ( UHI ) di kota Semarang. Kemudian dirumuskan dilakuakan penelusuran sehingga ditemukan
variabel desain berupa perancangan kantor sewa di era disrupsi dan pendektan green building, dengan tolak ukur
berupa strategi tata ruang , tata massa, fasad dan selubung, tata lanskap dan material yang akan diselesaikan
berdarkan konsep perancangan. Selanjutnya dilakukan rancangan gambar skematik desain dan uji desain untuk melihat
tingkat keberhasilan desain.
Pada perancangan konsep dan skematik desain kantor sewa ini menghasilkan desain berupa kantor sewa yang terdiri
dari 11 lantai bangunan, dengan 2 lantai merupakan area komersiall dan terdapat 1 area basement, dan 1 rooftop,
dengan property size retable area ruang kerja yaitu 50,69%, retable area( Fasilitas komersial) 9,32%, menajemen dan
support 10,69%, sirkulasi service dan parkir 25,60%, dan untuk ruangan MEE, Publik, 3,8%. Pada perancangan ini
menerapkan konsep green building yang berfokus pada kategori tepat guna lahan dan kenyamanan ruangruangan yang
mengambil kriteria pada pengadaan visual/view dari dalam keluar sebesar 75% dan pengoptimalan cahaya alami pada
bangunan. Masa bangunan di plotin agak miring ke arah timur laut yang di orentasikan pada azimut 58 dan 113 yaiti
untuk mendapatkan sinar matahari uv pada waktu pagi dan mendapatkan view keluar banguna. Pada pada rancangan
di terapkan green roof dan green facade untuk memkasimalkan area hijau pada lahan dan bangunan dan di fungsikan
sebagai media penyerap panas. sehingga dalam perhtungan prsentase uji keberhasilan, untuk keberhasilan pengujian
pencahayaan alamin ruangan kerja keseluruhan area kerja medapatkan 78% dengana tingkat pencahayaan di atas 300
lux khusunya pada are ruang kerja share desk working space, group worling space, gaming area, dan brainstorming
room, dan luasan area Nett Lettable Area yang dapat mengakses view keluar bangunan sebesar 86,83%, sedangkan
untuk area hijau pada tapak dan bangunan sebanyak 47%, dan total luasan lahan terbangun adalah 34%. Sedangkan
untuk penggunaan material dengan nilai albedo diatas 0.3 yaitu pada area atap dengan nilai albedo 0.30 dan area nonatap
0.35.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
uji
kinerja
bangunan
dinyatakan
berhasil
dengan
presentase
keberhasilan
100%.
Collections
- Architecture [3648]