Perancangan Pusat Kebudayaan Betawi Dengan Pendekatan Regionalisme Kritis Di Condet, Jakarta Timur
Abstract
Banyaknya budaya Betawi yang ada membuat kawasan Condet, Jakarta Timur
dijadikan sebagai Cagar Budaya Betawi oleh pemerintah setempat pada tahun 70an.
Adanya masalah beragam pada daerah ini dimulai dari hilangnya adat betawi dari segi
seni budaya maupun arsitektur yang disebabkan oleh arus globalisasi yang masuk ke
kawasan condet, hingga tergerusnya lahan hijau berupa perkebunan buah lokal dan
Sungai CIliwung yang semakin buruk membuat status Cagar Budaya tersebut
dihapuskan dari Condet. Perancangan Betawi Cultural Center dibuat untuk merespon
isu-isu tersebut dengan tujuan mewadahi kegiatan masyarakat betawi yang ada
Condet, Jakarta Timur. Perancangan inin menggunakan pendekatan Regionalisme
Kritis yang diharapkan dapat mengangkat nilai-nilai budaya lokal Betawi. Betawi
Cultural Center terbagi menjadi 3 zona utama yaitu Zona Lobby kuliner, Zona Sanggar
Seni Budaya, serta Zona Agrowisata Edukasi. Dengan adanya perancangan Betawi
Cultural Center ini, diharapkan dapat menjadi saran dan rujukan yang dapat
menyelesaikan masalah kawasan berupa banjir dengan metode naturalisasi Sungai
Ciliwung, serta mengembalikan nilai-nilai budaya Betawi yang telah lalu agar tidak
punah.
Collections
- Architecture [3648]