Komparasi Variasi Penempatan Pengaku Terhadap Respons Dan Kapasitas Struktur Bangunan Pabrik Fabrikasi Baja Pt. Wika Industri Dan Konstruksi Majalengka Jalur 5 (Comparation Of Placement Variations Bracing On Response And Structure Capacity Steel Factory Building Pt. Wika Industry And Construction Majalengka Line 5)
Abstract
Faktor geografis wilayah indonesia yang sangat rawan terjadinya gempa bumi mendorong
inovasi pada bangunan supaya tahan terhadap peristiwa alam tersebut. Bangunan dengan struktur
baja memiliki keunggulan dari aspek daktalitasnya yang lebih tinggi daripada struktur beton dalam
menahan gaya lateral yang terjadi. Selain itu, peningkatan komponen struktur juga dapat dilakukan
dengan memberikan pengaku, sehingga simpangan horizontal yang terjadi akan dapat dikurangi.
Bangunan yang digunakan sebagai model adalah bangunan tipe warehouse, yaitu Pabrik Fabrikasi
Baja PT. WIKA Industri dan Konstruksi Majalengka Jalur 5 yang memiliki 1 lantai dengan lebar 25
m dan panjang 270 m, serta segmen antar kolom yang tidak seragam (8 m, 9 m, dan 12 m). Penelitian
ini bertujuan untuk membandingkan penempatan pengaku pada bangunan struktur baja tipe
warehouse (gudang).
Pemodelan menggunakan program komputer SAP2000. Perhitungan beban gempa mengacu
pada SNI 1726:2019 menggunakan metode statik dan dinamik respons spektrum. Parameter yang
dibandingkan adalah kapasitas komponen struktur dan simpangan. Posisi penempatan pengaku yang
dibandingkan yaitu struktur T1 (pengaku tiap 4 segmen) sebagai eksisting bangunan, struktur T2
(pengaku tiap 2 segmen), dan struktur T3 (pengaku tiap 6 segmen). Pada penelitian ini dilakukan
juga penempatan pengaku hanya pada segmen 8 m (struktur T4) atau hanya pada segmen 12 m
(struktur T5) untuk mengantisipasi jika dilakukan perbaikan struktur atau penggantian lokasi pintu
keluar samping bangunan. Pada penelitian ini juga dilakukan dilatasi pada bangunan eksisting
(struktur T1) dikarenakan rasio panjang terhadap lebar bangunan yang sangat besar, kemudian akan
dibandingkan nilai simpangan yang terjadi. Bangunan dikategorikan aman jika simpangan yang
terjadi lebih kecil daripada simpangan izin, sedangkan komponen struktur dikategorikan aman jika
gaya dan momen nominal lebih besar daripada gaya dan momen ultimit.
Dari penelitian ini, didapatkan bahwa bangunan dengan struktur T2 sebagai struktur terbaik.
Bangunan tetap harus menggunakan pengaku dikarenakan simpangan tanpa pengaku melebihi
simpangan izin. Dari hasil analisis tidak terjadi perbedaan nilai simpangan dan keamanan komponen
struktur yang signifikan diantara semua tipe struktur. Bangunan dengan struktur T2 lebih baik dari
segi simpangan dan keamanan komponen struktur terhadap gaya-gaya dalam yang terjadi.
Komponen struktur balok rel overhead crane bentang 8 m dan 9 m pada semua komponen struktur
dikategorikan tidak aman dalam menahan kombinasi aksial-lentur yang terjadi. Ketidakberaturan
horizontal tidak terjadi pada semua tipe struktur. Bangunan awal (eksisting) tanpa dilatasi
mendapatkan nilai simpangan yang lebih baik dibandingkan bangunan yang di dilatasi.
Collections
- Civil Engineering [4195]