Analisis Faith-Based Diplomacy Nahdlatul ‘Ulama Dalam Konflik Suku Di Afghanistan (2014-2019)
Abstract
Konflik suku di Afghanistan telah berlangsung selama beberapa dekade,
hingga Uni Soviet mundur dari Afghanistan, perang suku di Afghanistan masih
berlanjut. Konflik suku di Afghanistan kembali menguat ketika Presiden Amerika
Serikat George W. Bush melepaskan serangan rudal yang pertama pada bulan
Oktober 2001. Dalam kondisi seperti ini, bantuan dari pihak eksternal sangat
diperlukan untuk mengupayakan perdamaian di Afghanistan. Nahdlatul ‘Ulama
(NU) merupakan organisasi keagamaan terbesar di dunia, NU telah berdiri sejak
tahun 1926, selama dasawarsa 2000-an NU aktif menyelenggarakan berbagai
konferesi internasional dengan mengampanyekan perdamaian yang terkandung di
dalam nilai Islam Rahmatan lil ‘alamin, dan bertumpu pada prinsip tasamuh,
tawazun, tawassuth, dan i’tidal. Melalui sikap moderat NU dalam menghadapi isu-
isu keagamaan, membuat para ulama Afghanistan tertarik untuk “berkonsultasi”
dalam persoalan konflik berkepanjangan yang terjadi pada negaranya. NU fokus
terhadap pendekatan sosial keagamaan tanpa kepentingan politik, analisa
penggunaan konsep Faith-Based Diplomacy berhasil NU terapkan di Afghanistan
sehingga kehadiran NU diterima sangat positif. Dibuktikan dengan penyatuan visi,
mengadakan pertemuan berkelanjutan, membangun jembatan dalam penyampaian
aspirasi kelompok untuk perdamaian, pemulihan konflik sebagai langkah mediasi
konflik, dan berhasil mendirikan Nahdlatul ‘Ulama Afghanistan di tahun 2014 dan
terus berkembang di 22 Provinsi hingga tahun 2019.
Collections
- International Relations [502]