Analisis Resepsi Penonton Drama Korea True Beauty Mengenai Pertukaran Peran Gender
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya sebuah gagasan baru terkait konstruksi peran gender antara laki-laki dan perempuan, yang dibangun dalam drama True Beauty yang mengalami pertukaran peran gender yang dijalankan laki-laki dan perempuan di dalam suatu keluarga, sehingga berbeda dengan gagasan dominan yang dianut masyarakat Indonesia yaitu budaya patriaki. Karena perbedaan konsep peran gender yang ditampilkan oleh media dan budaya gender di Indonesia peneliti ingin melihat bagaimana resepsi analisis penonton drama True Beauty mengenai pertukaran peran gender? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resepsi penonton drama Korea True Beauty mengenai pertukaran peran gender dalam mengkonsepkan pertukaran peran gender. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan sejumlah informan yang dipilih sesuai keinginan peneliti. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan dengan range usia 19-25. Informan yang digunakan pada penelitian ini adalah komunitas Serikat mahasiswa untuk Indonesia Universitas Islam Indonesia dan komunitas pemberdayaan perempuan Universitas Riau. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview). Metode analisis yang digunakan adalah analisis model Stuart Hall analisis resepsi penerimaan penonton dalam penelitian ini akan menggunakan kerangka pemaknaan Encoding-Decoding dan dikategorikan menjadi tiga posisi yaitu dominan-hegemonis, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Berdasarkan hasil dari wawancara penelitian ini menunjukkan bahwa adanya dua ketegori posisi dalam memaknai pesan yaitu negotiated position dan opposotional position. Ada bagian tertentu mereka menyetujui pertukaran peran gender yang ditampilkan drama True Beauty namun ada informan yang tidak menyetujui dibagian tertentu penyebabnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi informan dalam meresepsi yakni faktor Pendidikan, faktor lingkungan, faktor empati, dan faktor budaya menjadi dasar sebagai pembentukan peran gender yang di lakukan oleh informan.
Collections
- Communication [952]