Show simple item record

dc.contributor.advisorAtika Ulfah Jamal, S.T., M.Eng., M.T.
dc.contributor.authorFauzan, Rachmad
dc.date.accessioned2017-11-09T05:44:42Z
dc.date.available2017-11-09T05:44:42Z
dc.date.issued2017-01-20
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/4118
dc.description.abstractDengan meningkatnya teknologi eksplorasi minyak dan gas alam di dunia, serta ditemukannya cadangan minyak yang cukup besar di laut dalam, maka teknologi bangunan lepas pantai juga mengalami kemajuan pesat. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak dan gas alam dunia, dimana sumber minyak dan gasnya sebagian besar berada di wilayah lautan yang merupakan 70% dari luas total negara Indonesia. Oleh karena itu perlu dibangun infrastruktur lepas pantai untuk memfasilitasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas alam di lepas pantai. Fungsi utama struktur anjungan lepas pantai (offshore platform) adalah mendukung bangunan atas beserta fasilitas operasionalnya di atas air laut selama waktu operasi dengan aman. Terlepas dari jenis operasionalnya, gerakan horizontal dan vertikal suatu struktur offshore platform merupakan kriteria penting yang sangat menentukan perilaku anjungan tersebut di atas air. Di Indonesia, jenis struktur lepas pantai didominasi oleh tipe jacket platform. Sebagai contoh struktur anjungan lepas pantai yang terpancang ialah jacket steel platform, gravity platform, monopod, triangle, dll. Jacket platform tersusun dari beberapa bagian, pada bagian atas permukaan air ada topside/deck, lalu di bawah permukaan air sampai dasar laut ada jacket dan pada bagian bawah dasar laut ada pile. Jacket berfungsi untuk melindungi pile agar tetap pada posisinya, menyokong deck dan melindungi konduktor serta menyokong sub-struktur lainnya seperti boat landing, barge bumper dan lain-lain. Jacket biasanya digunakan pada kondisi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Bahan baku atau material utama struktur jacket yang digunakan adalah baja. Baja memiliki sifat-sifat yang menguntungkan untuk dipakai sebagai bahan struktur yang mampu memikul beban statik maupun beban dinamik. 2 Menurut standard American Petroleum Institute Recommended Practice for Planning, Designing, and Constructing Fixed Offshore (API RP 2A), metoda pembebanan struktur dibedakan berdasarkan metoda Working Stress Design (WSD) atau Load and Resistance Factor Design (LRFD). Metode LRFD didesain dimana ketidakpastian beban (load) direprensentasikan dalam suatu load factor dan ketidakpastian ketahanan (resistance) direspresentasikan dengan sebuah resistance factor. Load factor dan resistance factor ini diperoleh dari percobaan dan didasarkam pada konsep probabilitas. Resistance factor ini dihitung karena adanya ketidakpastian pada material properties, proses fabrikasi dan konstruksi. Load factor dihitung karena adanya ketidakpastian model dan analisa yang digunakan untuk menentukan efek beban. Sedangkan untuk WSD, pada prinsipnya sebuah batang yang dipilih harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menanggung tegangan maksimum sehingga tidak melebihi ijin. Tegangan ijin ini diperoleh dengan membagi tegangan leleh atau tegangan ultimate tarik/tekan dengan sebuah safety factor (Segui, 1994). Di Indonesia, kriteria desain anjungan lepas pantai masih menggunakan API RP 2A - Working Stress Design (WSD). Pada tahun 1993, American Petroleum Institute (API) mengeluarkan Recommended Practice 2A – Load and Resistance Factor Design (LRFD) dan telah dipakai sebagai referensi dalam mendesain anjungan lepas pantai di seluruh dunia, tetapi belum digunakan di Indonesia (Nugraha, 2002). Dengan menggunakan LRFD sebagai parameter maka akan diperoleh desain akhir yang lebih rasional dan distribusi beban akan lebih merata bila dibandingkan dengan menggunakan WSD. Menurut Onward D.K (2002), menarik kesimpulan bahwa perbandingan rasio interaksi (R = IRLRFD/IRWSD) pada kondisi normal (operasi) menunjukkan WSD lebih konservatif daripada LRFD (R>1). Sedangkan pada kondisi ekstrem, LRFD lebih optimis daripada WSD (R<1). Sehingga desainer struktur disarankan untuk menerapkan standar API-LRFD karena LRFD memberikan lingkup kerja yang sesuai untuk mengantisipasi beban yang tidak terprediksi sebelumnya maupun ketidakpastian pada ketahanan struktur dan adanya overload.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.titleAnalisa Inplace Struktur Jacket Lepas Pantai Tipe Triangle Dengan Pendekatan Lrfd (Inplace Analysis of Jacket Offshore Structure Type Triangle with Lrfd Approach)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record