Perancangan Mitgasi Risiko Pada Proyek Depo Lokomotif Maros – Sulawesi Selatan
Abstract
Pembangunan proyek Kereta Api (KA) Trans-Sulawesi ruas Makassar -
Pare-Pare diharapkan mampu menghubungkan seluruh Pulau Sulawesi sebagai
peningkatan sarana transportasi trans Sulawesi serta mempengaruhi perekonomian
pulau sulawesi Proyek Kerata Api Makassar – Pare-Pare memilki jalur sepanjang
145 km yang merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans
Sulawesi dari kota Makassar menuju kota Pare-Pare. Untuk mengurangi risiko
yang ada pada proyek Depo Lokomotif Maros – Sulawesi Selatan, maka peneliti
merancang stategi mitigasi risiko dan sistem peringatan dini pada proyek Depo
Lokomotif Maros – Sulawesi Selatan untuk dapat mengurangi risiko yang
mungkin akan terjadi pada proses pengerjaan proyek dengan menggunakan
metode ISO 31000:2018.
Hasil identifikasi variabel risiko terdapat 30 risiko pada kontraktor
pelaksana dan konsultan supervisi yang terdiri dari 5 risiko ekonomi dan
financial, 5 risiko sumber daya manusia, 5 risiko keselamatan dan kesehatan
kerja, 1 risiko politik, 5 risiko material dan peralatan, 2 risiko perencangan dan
design, 3 risiko lingkungan dan alam, serta 4 risiko manajemen yang masuk ke
kategori risk retention sebanyak 0, risk reduction sebanyak 9, risk transfer
sebanyak 16 dan risk avoidance sebanyak 5. Mitigasi risiko menunjukkan variabel
yang semula masuk ke kategori risk avoidance (sangat besar) berubah menjadi
risk reduction (kecil) atau risk retention (sangat kecil), begitu juga dengan risk
transfer (sedang) berubah menjadi risk reduction (kecil) atau risk retention (kecil)
dan risk reduction (kecil) berubah menjadi risk retention (sangat kecil). Hasil
mitigasi menunjukkan tidak ada variabel risiko yang masuk ke kategori risk
avoidance (sangat besar) dan risk transfer (sedang), sedangkan risk reduction
(sedang) sebanyak 17 variabel risiko dan risk retention (kecil) sebanyak 13
variabel risiko.
Respon risiko yang dianalisis dari hasil mitigasi risiko menunjukkan
tindakan stakeholders dalam mengatasi risiko yang akan mungkin terjadi sehingga
dapat meminimalisir kerugian akibat risiko yang mungkin akan terjadi.
Pelaksanaan tahapan monitoring dan review serta recording dan reporting dapat
dikatakan sebesar 95% hampir sempurna, seluruh stakeholders telah menerapkan
tahapan manajemen risiko dengan baik, penerapan monitoring dan review serta
recording dan reporting dilakukan sesuai dengan tugas dan kapasitas masingmasing
stakeholders, tetapi karena permasalahan internal tidak bisa mencapai
100% penerapan manajemen risiko ISO 31000:2018.
Collections
- Industrial Engineering [2231]