Pra Rancangan Pabrik Boric Acid Dari Borax Dan Asam Sulfat Kapasitas 60.000 Ton/tahun
Abstract
Boric Acid merupakan bahan yang biasa digunakan dalam industri kimia, farmasi,
keramik, pulp, kaca dan lain-lain. Saat ini, belum ada pabrik yang memproduksi
Boric Acid di Indonesia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan boric acid dalam
negeri, Indonesia masih bergantung pada kegiatan impor. Berdasarkan data Biro
Pusat Statistika, kebutuhan Boric Acid di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Oleh karena itu, perlu dibangun pabrik Boric Acid dengan bahan baku
Borax dan Asam Sulfat yang memiliki kapasitas 60.000 ton/tahun di Kabupaten
Gresik, Jawa Timur dengan luas total 49.152 m
. Pabrik ini akan beroperasi selama
330 hari dalam setahun dan membutuhkan 100 karyawan. Proses produksi Boric
Acid ini dilakukan dengan menggunakan proses Reaksi Asidifikasi yaitu dengan
cara mereaksikan Borax dengan Asam Sulfat. Borax yang berbentuk granular
diumpankan dari Silo (SL-01) menuju Mixer (M-01) untuk dilarutkan dengan air,
sehingga terbentuk larutan Borax. Larutan borax bereaksi dengan Asam Sulfat di
dalam reaktor alir tangki berpengaduk (R-01) yang dioperasikan pada suhu 90 °C
dan tekanan 1 atm. Hasil reaksi pada R-01 berupa Boric acid, Natrium sulfat, dan
air. Larutan Boric Acid kemudian akan di kristalkan dalam Crystallizer (K-01) lalu
di pisahkan dari larutan induknya menggunankan Centrifuge (CF-01) agar di
dapatkan kristal Boric Acid yang lebih murni. Larutan induk hasil keluaran
Centrifuge akan diolah lebih lanjut di unit pengolahan limbah (UPL). Sedangkan,
kristal Boric Acid yang diperoleh diumpankan menuju alat Rotary Dryer (RD-01)
untuk mengurangi kadar air di dalamnya, sehingga diperoleh produk yang sudah
kering. Untuk mencapai kapasitas produksi 60.000 ton/tahun dibutuhkan bahan
baku Borax sebanyak 103.224 ton/tahun dan Asam Sulfat sebanyak 26.017
ton/tahun. Utilitas yang dibutuhkan yaitu air sebesar 815.384 ton/tahun yang
diperoleh dari sungai Bengawan Solo serta kebutuhan listrik sebesar 781 kWh yang
diperoleh dari PLN. Pabrik ini memerlukan modal tetap sebesar Rp
29.564.166.416.669 dan total biaya produksi sebesar Rp27.506.815.180.228.
Pabrik Boric acid ini memiliki tingkat resiko rendah (low risk) yang dianalisis
melalui beberapa parameter. Hasil analisis ekonomi menunjukkan pabrik ini
menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 3.888.405.101.405 dengan
Return On Investment (ROI) setelah pajak sebesar 13,150%, Pay Out Time (POT)
setelah pajak 4,3 tahun, Break Even Point (BEP) sebesar 52,620%, Shut Down
Point (SDP) sebesar 20,199%, dan Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar
9,168%. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik
Boric Acid ini layak untuk didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1177]