Show simple item record

dc.contributor.authorNAMIRA FITRIYANI
dc.contributor.authorWISIK ADELINA
dc.date.accessioned2022-12-21T01:58:30Z
dc.date.available2022-12-21T01:58:30Z
dc.date.issued2022-09-08
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/41156
dc.description.abstractBoric Acid merupakan bahan yang biasa digunakan dalam industri kimia, farmasi, keramik, pulp, kaca dan lain-lain. Saat ini, belum ada pabrik yang memproduksi Boric Acid di Indonesia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan boric acid dalam negeri, Indonesia masih bergantung pada kegiatan impor. Berdasarkan data Biro Pusat Statistika, kebutuhan Boric Acid di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena itu, perlu dibangun pabrik Boric Acid dengan bahan baku Borax dan Asam Sulfat yang memiliki kapasitas 60.000 ton/tahun di Kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan luas total 49.152 m . Pabrik ini akan beroperasi selama 330 hari dalam setahun dan membutuhkan 100 karyawan. Proses produksi Boric Acid ini dilakukan dengan menggunakan proses Reaksi Asidifikasi yaitu dengan cara mereaksikan Borax dengan Asam Sulfat. Borax yang berbentuk granular diumpankan dari Silo (SL-01) menuju Mixer (M-01) untuk dilarutkan dengan air, sehingga terbentuk larutan Borax. Larutan borax bereaksi dengan Asam Sulfat di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (R-01) yang dioperasikan pada suhu 90 °C dan tekanan 1 atm. Hasil reaksi pada R-01 berupa Boric acid, Natrium sulfat, dan air. Larutan Boric Acid kemudian akan di kristalkan dalam Crystallizer (K-01) lalu di pisahkan dari larutan induknya menggunankan Centrifuge (CF-01) agar di dapatkan kristal Boric Acid yang lebih murni. Larutan induk hasil keluaran Centrifuge akan diolah lebih lanjut di unit pengolahan limbah (UPL). Sedangkan, kristal Boric Acid yang diperoleh diumpankan menuju alat Rotary Dryer (RD-01) untuk mengurangi kadar air di dalamnya, sehingga diperoleh produk yang sudah kering. Untuk mencapai kapasitas produksi 60.000 ton/tahun dibutuhkan bahan baku Borax sebanyak 103.224 ton/tahun dan Asam Sulfat sebanyak 26.017 ton/tahun. Utilitas yang dibutuhkan yaitu air sebesar 815.384 ton/tahun yang diperoleh dari sungai Bengawan Solo serta kebutuhan listrik sebesar 781 kWh yang diperoleh dari PLN. Pabrik ini memerlukan modal tetap sebesar Rp 29.564.166.416.669 dan total biaya produksi sebesar Rp27.506.815.180.228. Pabrik Boric acid ini memiliki tingkat resiko rendah (low risk) yang dianalisis melalui beberapa parameter. Hasil analisis ekonomi menunjukkan pabrik ini menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 3.888.405.101.405 dengan Return On Investment (ROI) setelah pajak sebesar 13,150%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 4,3 tahun, Break Even Point (BEP) sebesar 52,620%, Shut Down Point (SDP) sebesar 20,199%, dan Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar 9,168%. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik Boric Acid ini layak untuk didirikan.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.subjectBoric Aciden_US
dc.subjectAsam Sulfaten_US
dc.subjectAsidifikasien_US
dc.subjectplant designen_US
dc.titlePra Rancangan Pabrik Boric Acid Dari Borax Dan Asam Sulfat Kapasitas 60.000 Ton/tahunen_US
dc.Identifier.NIM18521041
dc.Identifier.NIM18521062


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record