Implementasi Six Sigma Dalam Pengendalian Kualitas Pada Produksi Kain 125 (Studi Kasus : Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia)
Abstract
PC. Gabungan Koperasi Batik Indonesia merupakan perusahan produksi kain
grei ternama, untuk perusahaan yang menjalankan suatu produksi kualitas
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu penyebab yang
dapat menyebabkan suatu perusahaan mengalami kerugian adalah kualitas hasil
produksi yang kurang memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu adanya kecacatan
produk. Kecacatan produk dengan melihat data yang sudah ada diperoleh
kecacatan produk yang paling sering terjadi ada pada produk pada kain 125. Untuk
menghindari adanya kecacatan produk maka perusahaan harus menerapkan
pengendalian kualitas agar tidak memproduksi produk yang cacat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Pengendalian kualitas adalah kegiatan yang
digunakan untuk menjaga agar proses produksi yang dilakukan agar sesuai dengan
strategi yang sudah ditetapkan, sehingga sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Metode yang digunakan adalah Cummulative Sum (CUSUM),
Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) dan Six sigma dengan tahapan
DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Hasil dari CUSUM
dan EWMA proses produksi kain 125 yang mengalami kecacatan produk masih
dalam batas kendali, dan dari hasil yang telah didapatkan dengan metode Six sigma
untuk nilai rata – rata sigma produk kain 125 periode tahun 2021 dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember sebesar 4,19 dan rata – rata nilai DPMO sebesar
3.720,79. Dengan menggunakan diagram pareto dapat dilihat bahwa jenis cacat
terbanyak ada pada Pakan Akhir, kemudian untuk perbaikan digunakan metode 5W
+ 1H.
Collections
- Statistics [900]