Pengelompokan Partisipasi Masyarakat Pada Pemilu Dpd Dan Dpr Tahun 2019 Di Indonesia Dengan Pendekatan Metode Density-Based Spatial Clustering Of Applications With Noise (Dbscan) (Studi Kasus: Data Partisipasi Masyarakat Pada Pemilu Dpd Dan Dpr Di Indonesia Pada Tahun 2019)
Abstract
Proses dimana para pemilih memilih orang-orang untuk menepati jabatan-jabatan
politik di bagian-bagian tertentu disebut sebagai Pemilihan Umum (Pemilu). Dikutip
dari Merdeka.com pada pemilu tahun 2004 dengan tingkat partisipasi pemilih
sebesar 84,1% dan sebesar 15,9% pemilih memilih untuk golput, lalu pada Pilpres
tahap pertama pada tahun 2009 tingkat golput malah semakin meningkat dengan
angka 21,8% dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 78,2%, sementara itu pada
Pilpres putaran kedua tingkat golput sebesar 23,4% dengan tingkat partisipasi
pemilih sebesar 76,6%, bahkan pada pemilu Legsilatif tahun 2009 tingkat golput
semakin meningkat dengan angka 29,1% dan tingkat partisipasi pemilih sebesar
70,9. Pada pemilu legislatif tahun 2014 berdasarkan news.detik.com partisipasi
Pilpres sebesar 69,58% sedangkan untuk untuk Pemilu Legislatif sebesar 75,11%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengelompokan partisipasi masyarakat dalam
menentukan hak pilihnya dalam Pemilu DPD dan DPR tahun 2019 menggunakan
metode Density-based Spatial Clustering with Noise (DBSCAN). Hasil dari analisis
yang dilakukan, didapatkan untuk Pemilu DPD terbentuk 2 klaster, dimana klaster 1
beranggotakan 27 provinsi, klaster 2, Kemudian Untuk Noise beranggotakan 5
Provinsi. Untuk Pemilu DPR terbentuk 3 klaster, dimana klaster 1 beranggotakan 3
provinsi, dan klaster 2 beranggotakan 6 provinsi, klaster 3 beranggotakan 3 provinsi,
dan noise beranggotakan 22 provinsi.
Collections
- Statistics [904]