Religiusitas Dan Resiliensi Penyintas Covid-19 Pada Usia Dewasa Awal
Abstract
Resiliensi tidak hanya diperlukan oleh pasien COVID-19 saat menjalani isolasi dan
penyembuhan, tetapi pasca dinyatakan negatif dari COVID-19 pun seseorang perlu
untuk resilien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara religiusitas
dan resiliensi penyintas COVID-19 pada usia dewasa awal (usia 18-25 tahun).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara religiusitas
dan resiliensi penyintas COVID-19 pada usia dewasa awal. Alat ukur resiliensi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala CD-RISC (The Connor-Davidson
Resilience Scale) yang dikembangkan oleh Connor dan Davidson (2003)
berdasarkan hasil uji analisis faktor Yu dan Zhang (2007), dan diadaptasi ke dalam
Bahasa Indonesia oleh Uyun dan Rumiani (2012). Alat ukur religiusitas yang
digunakan adalah skala MUDRAS (Muslim Daily Religiosity Assessment Scale)
yang dikembangkan oleh Olufadi (2016), dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia
oleh Suryadi dkk., (2020). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 208 orang. Hasil
uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0.032 (p<0.05), yang
bermakna terdapat hubungan positif antara religiusitas dan resiliensi penyintas
COVID-19 pada usia dewasa awal.
Collections
- Psychology [2225]