Show simple item record

dc.contributor.authorIMANDA FIRMANTYAS PUTRI PERTIWI
dc.date.accessioned2022-09-23T03:04:00Z
dc.date.available2022-09-23T03:04:00Z
dc.date.issued2022-07-14
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/39405
dc.description.abstractSiaran pers dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di bulan November 2020 menyatakan bahwa tren pelaporan perusahaan terkini adalah dengan menggunakan integrated reporting (<IR>). Integrated reporting <IR> dianggap sebagai pelaporan keuangan yang komprehensif, inovatif dan efektif. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada regulasi tentang <IR>, sehingga adopsi <IR> masih bersifat sukarela atau voluntary di Indonesia. Disertasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan publik di Indonesia merespon <IR> melalui kacamata teori institusional. Teori institusional isomorfisme digunakan sebagai teori sentral dalam penelitian ini setelah dilakukan pemetaan kelebihan dan kekurangan teori-teori mainstream yang sering digunakan dalam penelitian mengenai <IR>. Tiga mekanisme isomorfisme dijabarkan dalam variabel-variabel yang dihipotesiskan mampu menjadi faktor pendorong adopsi <IR>. Isomorfisme koersif diwakili oleh variabel koneksi politik dan kepemilikan asing. Selanjutnya isomorfisme mimetik diwakili oleh variabel jenis industri dan perusahaan induk. Mekanisme yang terakhir yaitu isomorfisme normatif diwakili oleh variabel profesionalisme dewan dan keikutsertaan perusahaan dalam program penghargaan keberlanjutan. Sebanyak 322 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 2014 hingga 2019 dilibatkan sebagai sample dari penelitian ini sehingga didapatkan total 1932 data untuk diobservasi. Uji statistik deskriptif, uji independent sampel t-test, regresi multivariat, serta regresi backward multivariate dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen dan kontrol terhadap tingkat adopsi <IR> perusahaan publik di Indonesia. Selain uji utama tersebut, pengujian tambahan juga dilakukan dalam rangka melakukan robustness test. Pengujian tambahan dilakukan melalui dua cara, yang pertama adalah dengan melakukan uji multivariat semua variabel prediktor terhadap tingkat adopsi <IR> pada dua kelompok data (peka/non-peka lingkungan). Pengujian tambahan yang kedua dilakukan dengan mengujikan semua variabel prediktor terhadap delapam elemen dalam <IR>. Sebagai keterbaruan penelitian ini, hubungan politik terbukti menjadi mekanisme isomorfisme koersif yang efektif. Variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap adopsi IR adalah jenis industri dan perusahaan induk. Kedua variabel mewakili isomorfisme mimetik. Pada saat yang sama, isomorfisme normatif yang diwakili oleh profesionalisme dewan dan partisipasi perusahaan dalam penghargaan keberlanjutan juga dapat mempengaruhi tingkat adopsi IR secara positif. Sebaliknya, kepemilikan asing adalah satu-satunya variabel isomorfisme koersif yang tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi IR. Pada pengujian tambahan, disertasi ini menemukan bahwa perusahaan dengan sektor industri peka lingkungan tidak mampu menunjukkan kinerja <IR> lebih baik daripada perusahaan pada sektor tidak peka lingkungan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.titleTekanan Isomorfisme Dalam Adopsi Integrated Reporting Perusahaan Publik Di Indonesiaen_US
dc.Identifier.NIM18931013


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record