Perbandingan K-Medoids Dan Gaussian Mixture Model (Gmm) Dalam Clustering Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah (Studi Kasus: Jumlah Peserta Kb Baru (Pb) Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2020 - 2021)
Abstract
Peserta Keluarga Berencana baru (PB) ialah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
pertama kali menggunakan alat atau obat kontrasepsi atau yang kembali
menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau keguguran (abortus).
Pendataan partisipasi KB BKKBN provinsi Jawa Tengah hingga bulan Desember
2020 menunjukkan rata-rata jumlah peserta KB baru di provinsi Jawa Tengah
mengalami penurunan sebesar 5% tiap bulannya sejak Oktober 2020 diakibatkan
oleh pandemi COVID-19. Penurunan angka pengguna KB di yang terjadi di masa
pandemi COVID-19 memunculkan kecemasan akan ledakan angka kelahiran
(Baby Boom). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cluster kabupaten/kota
di provinsi Jawa Tengah berdasarkan jumlah PB menggunakan metode KMedoids
dan Gaussian Mixture Model (GMM), serta membandingkan kebaikan
hasil cluster kedua metode tersebut menggunakan Silhouette Coefficient.
Penerapan metode K-Medoids membagi 35 kabupaten/kota kedalam 2 cluster,
cluster 1 didominasi oleh PB metode MOW, Implant, Suntik, Pil, MOP, dan
Kondom. Cluster 2 adalah cluster kabupaten/kota yang didominasi oleh PB
metode IUD. Penerapan metode GMM membagi 35 kabupaten/kota kedalam 2
cluster, dimana cluster 1 merupakan cluster yang dominan dalam semua metode
kontrasepsi dan cluster 2 merupakan cluster yang tidak dominan dalam semua
metode kontrasepsi.Validasi internal menggunakan Silhouette Coefficient dari
metode K-Medoids memberikan nilai yang lebih besar dibandingkan GMM yaitu
0.37 > 0.28. Namun karena interpretasi hasil cluster kedua metode tersebut
tergolong dalam cluster lemah, maka K-Medoids dan GMM memberikan hasil
clustering yang sama baiknya.
Collections
- Statistics [905]