Pengaruh Penambahan Matos Dan Variasi Abu Ampas Tebu Pada Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Terhadap Daya Dukung Tanah (The Effect Of Matos And Sugarcane Ash Variation Addition On Expansive Clay Soil Towards Soil Bearing Capacity)
Abstract
Tanah memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah tanah lempung ekspansif.
Tanah lempung ekspansif dapat menyusut dan mengembang apabila terjadi perubahan sistem kadar
air tanah. Tanah dengan sifat seperti itu, perlu dilakukan stabilisasi tanah guna memperbaiki sifatsifat
nya.
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
penambahan
variasi
abu ampas tebu dan matos sebagai stabilisasi tanah terhadap nilai CBR dan nilai swelling tanah
lempung pada Jl. Wates, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.
Pada penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, tahapan pertama merupakan pengujian
sifat fisik tanah asli yang terdiri dari pengujian kadar air, berat jenis, berat volume, analisa granuler,
batas-batas konsistensi, dan pemadatan tanah. Tahapan kedua adalah pengujian CBR pada tanah
yang telah distabilisasi pada kondisi tanpa rendaman (unsoaked) dengan masa pemeraman 1 dan 7
hari, CBR rendaman (soaked) dengan masa perendaman 4 hari, dan pengembangan (swelling).
Penambahan variasi abu ampas tebu yang digunakan pada penelitian ini sebesar 8%, 12%, dan 16%
sementara penambahan matos sebesar 4%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dari tanah pada Jl. Wates, Kecamatan
Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta di klasifikasikan sebagai tanah kelompok CH yang berarti tanah
lempung tak organic dengan plastisitas tinggi, dan lempung gemuk, berdasarkan klasifikasi tanah
menurut USCS. Sedangkan menurut klasifikasi AASHTO, termasuk kedalam kelompok A-7-5 yaitu
tanah yang berjenis lempung dengan sifat sedang sampai buruk. Berdasarkan pengujian CBR,
didapat nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) sebesar 9.259% dan CBR rendaman (soaked) sebesar
1.838%. Setelah penambahan abu ampas tebu dan matos, terjadi peningkatan nilai CBR. Peningkatan
nilai CBR terbesar pada CBR unsoaked terjadi pada penambahan 16% abu ampas tebu dan 4% matos
dengan masa pemeraman 7 hari yaitu sebesar 112.195% dengan nilai CBR sebesar 19.648%.
Sementara pada CBR soaked, peningkatan terbesar terjadi pada penambahan 16% abu ampas tebu
dan 4% matos yaitu sebesar 54.787% dengan nilai CBR sebesar 2.846%. Berdasarkan pengujian
swelling tanah asli didapatkan nilai pengembangan (swelling) sebesar 3.68%. Penambahan abu
ampas tebu dan matos menyebabkan penurunan nilai swelling, penurunan terkecil terjadi pada
penambahan 16% abu ampas tebu dan 4% matos yaitu sebesar 74.829% dengan nilai swelling
sebesar 0.93%.
Collections
- Civil Engineering [4220]