Show simple item record

dc.contributor.advisorM. Rifqi Abdurrozak,S.T., M.Eng
dc.contributor.authorSACHRIFA AULIA IRAWATI
dc.date.accessioned2022-08-22T06:45:29Z
dc.date.available2022-08-22T06:45:29Z
dc.date.issued2021-12
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/38782
dc.description.abstractTanah memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif dapat menyusut dan mengembang apabila terjadi perubahan sistem kadar air tanah. Tanah dengan sifat seperti itu, perlu dilakukan stabilisasi tanah guna memperbaiki sifatsifat nya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi abu ampas tebu dan matos sebagai stabilisasi tanah terhadap nilai CBR dan nilai swelling tanah lempung pada Jl. Wates, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. Pada penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, tahapan pertama merupakan pengujian sifat fisik tanah asli yang terdiri dari pengujian kadar air, berat jenis, berat volume, analisa granuler, batas-batas konsistensi, dan pemadatan tanah. Tahapan kedua adalah pengujian CBR pada tanah yang telah distabilisasi pada kondisi tanpa rendaman (unsoaked) dengan masa pemeraman 1 dan 7 hari, CBR rendaman (soaked) dengan masa perendaman 4 hari, dan pengembangan (swelling). Penambahan variasi abu ampas tebu yang digunakan pada penelitian ini sebesar 8%, 12%, dan 16% sementara penambahan matos sebesar 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dari tanah pada Jl. Wates, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta di klasifikasikan sebagai tanah kelompok CH yang berarti tanah lempung tak organic dengan plastisitas tinggi, dan lempung gemuk, berdasarkan klasifikasi tanah menurut USCS. Sedangkan menurut klasifikasi AASHTO, termasuk kedalam kelompok A-7-5 yaitu tanah yang berjenis lempung dengan sifat sedang sampai buruk. Berdasarkan pengujian CBR, didapat nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) sebesar 9.259% dan CBR rendaman (soaked) sebesar 1.838%. Setelah penambahan abu ampas tebu dan matos, terjadi peningkatan nilai CBR. Peningkatan nilai CBR terbesar pada CBR unsoaked terjadi pada penambahan 16% abu ampas tebu dan 4% matos dengan masa pemeraman 7 hari yaitu sebesar 112.195% dengan nilai CBR sebesar 19.648%. Sementara pada CBR soaked, peningkatan terbesar terjadi pada penambahan 16% abu ampas tebu dan 4% matos yaitu sebesar 54.787% dengan nilai CBR sebesar 2.846%. Berdasarkan pengujian swelling tanah asli didapatkan nilai pengembangan (swelling) sebesar 3.68%. Penambahan abu ampas tebu dan matos menyebabkan penurunan nilai swelling, penurunan terkecil terjadi pada penambahan 16% abu ampas tebu dan 4% matos yaitu sebesar 74.829% dengan nilai swelling sebesar 0.93%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTanah Lempung Ekspansifen_US
dc.subjectMatosen_US
dc.subjectAbu Ampas Tebuen_US
dc.subjectCBR, dan swellingen_US
dc.titlePengaruh Penambahan Matos Dan Variasi Abu Ampas Tebu Pada Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Terhadap Daya Dukung Tanah (The Effect Of Matos And Sugarcane Ash Variation Addition On Expansive Clay Soil Towards Soil Bearing Capacity)en_US
dc.Identifier.NIM17511145


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record