Gaya Hidup Lawasan Sebagai Identitas Kelas Menengah (Fenomena Konsumsi Barang Bekas di Kalangan Kelas Menengah Yogyakarta)
Abstract
Gaya hidup berkaitan dengan pola konsumsi masyarakat. Gaya hidup lawasan
di Yogyakarta didukung dengan tempat-tempat menjual barang-barang lawasan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gaya hidup lawasan di kalangan kelas
menengah di Yogyakarta.
Menurut Baudrillard, tindakan konsumsi suatu barang tidak lagi hanya
berdasarkan pada kegunaan dari barang tersebut, akan tetapi lebih pada tanda dan
juga simbol yang melekat pada barang tersebut. Paradigma penelitian adalah
konstruktivisme. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Informan terdiri dari 5 orang yang mengkonsumsi barang
lawasan. Teknik analisis data secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup terhadap barang lawasan
tidak terlepas dari nilai komoditas atau nilai barang yang memiliki aspek use value,
exchange value dan sign value. Nilai guna atau use value merupakan kegunaan
suatu objek dalam pemenuhan kebutuhan tertentu. Nilai guna atau exchange value
menekankan pada nilai tukar yang terkait dengan nilai produk tersebut di pasar atau
objek yang bersangkutan. Symbolic value, yaitu dimana individu mengkonsumsi
sebuah barang atau objek berdasarkan nilai simbolik yang ada pada barang tersebut.
Masyarakat kelas menengah dalam mengonsumsi barang lawasan ada yang lebih
melihat pada nilai histori dan terbatasnya dari barang lawasan tersebut. Gaya hidup
menggunakan barang lawasan juga dapat menjadi simbol status dari seseorang yang
lebih tinggi. Barang lawasan juga tidak hanya sekedar untuk konsumsi alternatif
saja, namun lebih dari itu menimbulkan citra tertentu dari penggunanya.
Collections
- Communication [945]